Adil dalam abad 21 sangat mudah kepada para istri secara naluri mereka menerima distribusi cinta yang proporsional. Begitu juga terhadap anak, Ayah dan bunda-bunda sudahkah adil dan bijaksana kepada anak?
Fakta menarik, anak bisa cemburu seperti istri-istri karena dari segi psikologis, mereka bisa merasakan kurang sayang dari orangtua karena tidak adil dan bijaksana. Bukan hanya mainan yang dibutuhkan buah hati tapi waktu ayah terhadap masing-masing anak dari setiap istri.
1. Adil dan Bijaksana dalam Waktu Bersama
Terkadang keliru ayah hanya membicarakan sekolah, tugas, dan prestasi ketika mereka bercengkrama. Â Lelahnya anak belajar, tugas dan prestasi sehingga ayah harus bisa membuat perasaan anak nyaman.
Anak-anak yang memiliki perasaan emosional baik meskipun dari keluarga poligami akan memiliki paradigma positif dibandingkan anak yang lahir dari keluarga broken home monogami karena  keluarga broken home  lebih banyak rasa ketidakadilan dan ketidakbijaksanaan di rumah.
Ayah harus hadir menurunkan gengsinya karena meskipun di kantor dihormati, disegani, dan disanjung jajaran dan mitra bisnis tapi ketika kepala perusahaan ke rumah harus menjadi sosok konyol dan membuat anak-anak bahagia karena peranan ayah berbeda dengan pimpinan perusahaan.
2. Adil dan Bijaksana dalam Menghadapi Kesalahan
Laporan palsu dari bawahan karena takut dimarahi sehingga marah bukan solusi dan jujur harus diapresiasi. Begitu juga, anak yang jujur tidak perlu reaksi berlebihan dengan marah karena kesalahan anak yang dimarahi berlebihanan akan menimbulkan motif bohong agar selamat dari murka.