Suara rakyat agar rekonsiliasi antara Habib Rizieq Shihab dengan Presiden rendah hati sebagai sumber pembangkit tenaga persatuan di Indonesia. Ini mungkin salah satu faktor besar mencegah persemaian konflik berkepanjangan dan berkelanjutan. Tidak salah Imam FPI mendukung pemerintah dan masuk kabinet baru jokowi.
Akar konflik Presiden Jokowi dan Habib Rizieq Shihab adalah perbedaan latar belakang baik suku, kelas, ekonomi, bahasa, budaya, dan jabatan merupakan cikal bakal konflik. Perbedaan ini alami mengakibatkan ketidaksukaan antara kedua pengikut tokoh ini.
"Setelah Sandiaga Uno masuk kabinet, saya pikir pilihan terakhir Habib (Rizieq) masuk dan mendukung Presiden Jokowi. Ini saran saya untuk Indonesia akhir tahun" Ucap Abdurrofi pada Kamis (24/12/2020)
Tanpa sengaja kita belajar pengupayaan perdamaian meluas menyangkut Prabowo-Sandi telah menjadi menteri di kabinet Indonesia maju. Keyakinan pandangan hidup Soekarno menjunjung persaudaraan dibandingkan perang saudara di Indonesia.
Kedua tokoh yang memiliki pusaran pengaruh untuk mencegah polarisasi tidak jarang menghasilkan ujaran saling menyakiti perasaan. Pertentangan dan perselisihan terus menerus tidak mencerminkan Indonesia rukun dalam sejarah peradaban Indonesia.
Dari waktu ke waktu konflik terjadi atau berlaku pada waktu yang bersamaan membangun kebencian-kebencian tokoh tersebut. Pihak- pihak berkonflik harus sadar bahwa mereka tidak mendapatkan keuntungan bagi keutuhan Indonesia.
"Presiden rendah hati dan Ulama FPI memiliki pendukung fanatik, Oleh karena itu saya pikir tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh dan mempunyai massa pengikut yang banyak saling tolong-menolong untuk mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2024." Ucap Abdurrofi
Harapan besar semua pihak untuk terlibat itu mempunyai kedudukan di dalam persatuan dan kesatuan Indonesia. Abdurrofi ingin pihak yang mempunyai kekuatan terbesar duduk sama rendah dan berpikir sama tinggi untuk masa depan lebih baik.
Kelompok pendukung Presiden Jokowi yang menang, namun kelompok FPI tidak merasa dikalahkan. Artinya, semua kelompok yang terlibat di dalam menerima keputusan dan sepakat untuk melakukan kegiatan bersama dalam kabinet Indonesia maju.(*)
Kompasiana
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!