Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gita Wirjawan Improvisasi untuk Bertahan Hidup

2 Desember 2020   13:59 Diperbarui: 2 Desember 2020   14:01 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi Gita Wirjawan di  An Indonesian Perspective On The ASEAN Economic Community (dokumen pribadi)

Indonesia melihat 5 pusat ekonomi yang menanamkan likuiditas namun hal itu telah membuat hidup sedikit lebih sulit dan kemungkinan itu berlanjut dalam waktu dekat. Indonesia tidak menyarankan ASEAN untuk pelonggaran kuantitatif karena ASEAN berada di level yang berbeda.

Negara maju mungkin melakukan pelonggaran kuantitatif namun bila terdapat kesepakatan memasukan kedalam sistem ASEAN. Maka, terdapat metrik diferensial misal Seorang entrepreuner di Indonesia pergi ke bank untuk meminjam uang dengan biaya 15%, Seorang entrepreuner yang sama di Singapura ke bangk akan dikenakan biaya 1,5% sampai dengan 2%. Metrik diferensial dalam kapasitas ASEAN dan negara lain di dunia.

Negara-negara ASEAN dan negara-negara non-ASEAN semakin menarik dalam level selanjutnya. Dalam level kedua Indonesia memiliki matriks fundamental meliputi kesiapa, kapasitas dari segi infrastruktur keras dan lunak dan inklusivitas keuanganya.

Indonesia memiliki elektrifikasi sekitar 700 kilowatt jam per kapita, bandingkan elektrifikasi dengan Malaysia mencapai 4500 kilowatt jam per kapita, bandingkan elektrifikasi dengan Singapura mencapai 9000 kilowatt jam per kapita. Elektrifikasi singapura pertama,   elektrifikasi malaysia kedua dan Indonesia terakhir berdasarkan perkapita.

Diskusi Gita Wirjawan di  An Indonesian Perspective On The ASEAN Economic Community (dokumen pribadi)
Diskusi Gita Wirjawan di  An Indonesian Perspective On The ASEAN Economic Community (dokumen pribadi)

Produktivitas melihat marjinal berdasarkan penyesuaian purchasing power parity (PPP). Setidaknya terdapat 122 juta orang di Indonesia dalam angkatan kerja, terdapat  sekitar 13 juta di Malaysia dalam angkatan kerja dan  , terdapat  sekitar 4 juta di Singapura  dalam angkatan kerja. 122 juta orang di Indonesia mampu memproduksi barang dan jasa senilai 20.000 dolar dengan basis yang disesuaikan PPP.

Malaysia terdapat  sekitar 13 juta mampu memproduksi barang dan jasa senilai 50.000 dolar dan   4 juta di Singapura  mampu memproduksi barang dan jasa senilai 115.000 dolar dengan basis yang disesuaikan PPP. Ini mencerminkan posisi setiap negara di ASEAN dalam rantai nilai infrastruktur pendidikan berada di tingkat kejuruan atau pendidikan tinggi di masing-masing dari tiga negara di ASEAN.

Inklusi keuangan pada anak usia 15 tahun yang memiliki akses ke rekening bank 36% dari tahun ke atas di Indonesia sedangkan Inklusi keuangan pada anak usia 15 tahun yang memiliki akses ke rekening bank 80% di Malaysia, sedangkan Inklusi keuangan pada anak usia 15 tahun yang memiliki akses ke rekening bank 96% di Singapura.

Dalam rute, penetrasi seluler, penetrasi internet dan semakin jelas siap atau tidak siap negara-negara di ASEAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan gerbang pintu terbuka semuanya menjadi lebih mudah dalam pergerakan tenaga kerja, pergerakan modal, pergerakan jasa, dan pergerakan barang. Indonesia tidak diragukan dalam pintu terbuka dengan prinsip sosial budaya, prinsip ekonomi maju dan prinsip keamanan politik.

Indonesia memiliki prinsip-prinsip ASEAN yang mentransformasikan Indonesia menjadi komponen penting ASEAN dan Indonesia akan semakin menjadi bagian besar lebih menarik. Karena ruang fiskal Indonesia sekitar 70% dari ruang fiskal sebagian besar berpusat pada komoditas energi sedangkan 30% adalah sentris non-energi. Indonesia mencoba diversifikasi dari komoditas dan energi berdasarkan kebutuhan ASEAN.

Diversifikasi harus dibarengi kebutuhan Internasional juga. Indonesia mengalami perubahan risiko berada di bawah tekanan dan Indonesia cenderung terbuka. Kecenderungan postur kebijakan nasionalis tidak akan terus berlanjut karena tahun-tahun politik cenderung nasionalis tapi perekonomian disadari kebutuhan modal, kemampuan produksi, dan pdb yang harus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun