Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kerja Sama Indonesia dan AS Harus Tepat untuk Proyek dan Pasar Mobil Listrik

18 November 2020   07:23 Diperbarui: 18 November 2020   07:26 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Ilustrasi interior mobil Tesla (tesla.com/David Predeu)

Perusahaan mobil listrik AS, Tesla, membuka bagian pertama dari pabrik raksasa rencana pembuatan baterai di dekat Indonesia sebagai poros Asean. Pabrik yang disebut “Gigafactory” ini akan memproduksi baterai lithium-ion dalam skala besar sehingga bisa menekan harga mobil listrik Tesla dengan upah buruh terjangkau diatur melalui Omnimbus Law.

Meskipun dari sisi teknologi sebenarnya bisa menguasai  dan Indonesia siap menjadi produsen kendaraan listrik namun Indonesia harus bekerja sama dengan negara lain yang sudah memiliki teknologi lebih maju.[antara]

Indonesia sangat prospektif untuk pengembangan mobil  listrik tenaga surya baik skala kecil maupun besar dalam sedan sampai truk. Sumber energi tersebut dapat digunakan untuk pasokan listrik terutama untuk daerah-daerah terpencil dan terisolasi yang belum terjangkau oleh jala-jala tenaga listrik.

Tentunya strategi pemasaran dengan target market yang tepat akan lebih mudah untuk diterima, efisien, efektif dan mampu menjangkau negara negara Asia. Segmentasi ini merupakan pengelompokkan target pasar untuk mobil listrik yang murah bagi negara-negara berkembang. Jangan sampai salah langkah dalam menjalankan bisnis energi terbarukan. 

Berapa Jumlah Sumber daya Mineral Indonesia?

Sumber daya nikel saat ini mencapai 3 miliar ton, kobalt 480 juta ton. Dalam bentuk logam, cadangan nikel mencapai 62 juta ton dan kobalt 1 juta ton. Indonesia menargetkan pada 2024 Indonesia sudah bisa memproduksi baterai litium tipe teranyar 811.

Baterai lithium-ion telah digunakan sebagai media penyimpan energi listrik portabel karena memiliki densitas energi tinggi dan siklus hidup yang panjang. 

Saat ini telah dikembangkan baterai lithium-ion dari lithium iron phospate (LiFePO4) sebagai bahan pada katoda yang lebih murah, aman serta ramah lingkungan 

Jejak Karbon Yang Menjengkelkan

Beragam jejak mobilisasi manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer bumi. Gas-gas rumah kaca ini memiliki kemampuan untuk mengikat radiasi sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi dan yang datang dari luar angkasa. Secara alami, gas-gas rumah kaca ini diperlukan di atmosfer untuk menjaga permukaan bumi tetap hangat namun menjengkelkan bila terlalu panas.

 Jika tidak ada gas rumah kaca, maka suhu permukaan bumi akan lebih dingin sehingga kehidupan di bumi ini tidak akan dapat berlangsung seperti sekarang. Namun menjengkelkan bila berlebihan menyebabkan suhu bumi meningkat.

Apabila kita mengendarai mobil yang berbahan bakar bensin atau solar (yang merupakan energi yang tidak terbarukan) dari satu tempat ke tempat lain, maka aktivitas ini akan menghasilkan emisi CO2 dalam jumlah tertentu. Perjalanan sejauh 1 km akan menghasilkan emisi sebanyak 200 gram CO2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun