Lazimnya besaran emisi ini dinyatakan dalam satuan ton karbon atau ton karbon dioksida ekuivalen. Hal ini terjadi karena sebagian besar aktivitas manusia membutuhkan sumber energi yang saat ini sebagian besar masih berasal dari bahan bakar fossil seperti: minyak bumi, gas alam dan batu bara; dan ekstraksi sumber daya alam lainnya.
Untuk mengurangi konsumsi energi fosil tersebut, pengembangan kendaraan listrik dalam bentuk mobil, sepeda motor dan sepeda dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan di atas. Penelitian dan pengembangan kendaraan listrik saat ini telah banyak dilakukan oleh beberapa negara maju.
Kemenangan Joe Biden Pro Kebijakan Mobil Listrik
Joe Biden ingin pemerintah AS mengambil peran aktif dalam meningkatkan adopsi kendaraan listrik - jauh lebih banyak daripada yang dilakukan Presiden Trump. Kemenagan Joe Biden mencapai pemungutan suara ke setiap kursi di setiap legislatif negara bagian AS.
Amerika menjadi pemimpin global dalam manufaktur mobil listrik dan berencana untuk mendukungnya dengan investasi publik senilai $ 400 miliar dalam infrastruktur mobil, meningkatkan teknologi baterai, dan mengubah armada kendaraan federal menjadi mobil dan truk listrik.
Indonesia akan melakukan tiga tahap untuk produksi mobil listrik. Pertama, kerjasama ekonomi bidang kendaraan berkelanjutan Indonesia-USA. Kedua, pengembangan baterai litium sebagai penggerak utama. Ketiga, Pemasaran mobil tesla yang terjangkau di negara ASEAN dan Asia. Kemengan Joe Biden merupakan berkah tersendiri bagi Indonesia.
Indonesia bisa menjadi pemain rantai pemasok global untuk baterai dan kendaraan listrik. Permintaan bahan mentah litium dibatasi namun penawaran  suku cadang, kendaraan listrik dan baterai akan dikembangkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dunia.