Perayaan Imlek   yang   saat   ini   memiliki  peran  sebagai  pergantian musim dingin ke musim semi di mana mereka memasuki masa panen di negara subtropis seperti Tiongkok sedangkan perayaan Imlek di Indonesia yang   saat   ini   memiliki  peran  laporan dari BMKG, Indonesia saat ini sedang mengalami musim hujan.
Dengan  sistem  politik  demokrasi  yang  dianut  oleh  Republik  Indonesia terutama di DKI Jakarta sehingga adanya  ruang-ruang  yang  baik  untuk  partisipasi  etnis Tionghoa melaksanakan perayaan imlek  menjadi  sebuah  keniscayaan perayaan tahun baru Tionghoa.
Tionghoa kini menghabiskan hari-harinya mempersiapkan Imlek namun karena DKI Jakarta multietnis dan mempunyai toleransi yang tinggi untuk menunjukkan segala macam hal-hal yang bercorak Tionghoa diterima oleh publik.
Anies Baswedan menjadi salah satu Gubernur DKI Jakarta dan pro terhadap etnis Tionghoa dapat bebas berekspresi saat perayaan Imlek telah tiba bahkan ini dibuktikan dengan dukungan.
Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor politik s berusaha melestarikan budaya Tionghoa dengan mempertahankan tradisi yang dibawa dari Tiongkok agar mereka lebih memuliakan Tuhan.
Banyak orang Tionghoa menyebabkan terus meningkatnya  jumlah  penduduk  yang  tinggal  dan  tinggal  sementara di Jakarta kini memiliki pemaknaan dari perayaan imlek tahun 2022 dengan protokol kesehatan dan mereka sudah siap vaksin booster.
Masyarakat DKI Jakarta hingga pejabat DKI Jakarta tidak memiliki konotasi negatif mengenai perayaan imlek sebagai tahun baru menjadi struktur baik  dijalankan orang Tionghoa dari Suku Hokkian, Suku Khe, Suku Hwang, Suku Han, Suku Hui, Suku Teocheuw dan lain-lain.
Tahun baru melebur menjadi hari libur nasional untuk menghormati hak warga negara agar orang Tionghoa merasakan sentuhan keindonesiaan perubahan dari daratan Tiongkok menjadi daratan Indonesia memperkenalkan peci imlek hingga baju koko.
Orang Tionghoa juga ada yang beragama Islam memperkenalkan baju koko turun termurun masyarakat Tionghoa karena seiring perkembangannya orang Tionghoa menjadi pakaian laki-laki yang mayoritas memeluk agama Islam.
Walaupun keberadaan warga berketurunan Tionghoa yang beragama Muslim dari suku Hui, Suku Han dan suku lainnya berjumlah sedikit dan mereka bisa menunjukkan bahwa persaudaraan sesama Tionghoa itu berhubungan baik dan tetap dapat hidup damai berdampingan serta bertoleransi.
Terdapat banyak keunikan dari Tionghoa beragama muslim mulai dari masakan bernuansa Tiongkok yang halal memiliki cita rasa kampung halaman hingga angpao dianggap sedekah antar keluarga karena musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah.
Pulang kampung dilakukan karena seseorang Tionghoa bekerja di Jakarta dan keluarganya di kampung halaman karena kampung halaman sebagai tempat dimana mereka dilahirkan dan menghabiskan masa kecil  hingga menjelang dewasa.
Tidak sedikit pengusaha Tionghoa Indonesia kembali ke kampung halaman di Tiongkok baik Shenzen, Beijing, dan kota metropolitan lainnya karena hari libur imlek di Indonesia untuk pulang kampung bertemu keluarga di sana berbagi angpao dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR) Imlek.