Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Uang Rupiah Versi Emas Tahan dari Ancaman Rayap

9 Februari 2021   05:53 Diperbarui: 9 Februari 2021   05:56 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan rupiah bahan baku logam mulia dan kertas. Foto : Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana

Logam mulia adalah logam yang tahan terhadap korosi, oksidasi, gigitan rayap, kebakaran, dan hujan dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan uang rupiah versi emas.

Indonesia tidak harus melepas ketergantungan terhadap pencetakan uang berdasarkan kertas dan logam non-mulia tapi uang rupiah harus tahan tiap kondisi agar rakyat tidak rugi.

Uang logam rupiah paling banyak menggunakan logam non-mulia yakni bahan nikel dan aluminium bahan berwarna perak metalik dan kuningan berwarna emas tapi bukan emas.

Jumlah uang logam yang dicetak menggunakan bahan nikel relatif lebih sedikit bila dibanding yang menggunakan jenis aluminium. Namun emas paling sedikit karena logam mulia lebih tinggi nilainya dibandingkan logam non-mulia.

Perbedaan logam non-mulia dan logam mulia yang tahan terhadap korosi maupun oksidasi sehingga ketahanan emas terhadap kondisi yang paling korosif dan oksidasi menyebabkan penggunaan emas menyebar luas.

Bank Indonesia ingin meyakinkan bahwa uang rupiah itu berdaulat di Indonesia. Bank Indonesia tidak ingin kepercayaan masyarakat kepada kertas dan logam non-mulia sebagai uang rupiah.

Abdurrofi Abdullah Azzam berpandangan untuk meningkatkan keyakinan masyarakat terhadap uang rupiah sehingga pencetakan uang rupiah itu bisa kembali dengan bahan baku emas sebagai logam mulia yang dicintai sejak peradaban manusia.

Dalam peradaban manusia tercatat oleh Abdurrofi Abdullah Azzam (2021) bahwa uang koin berbahan baku emas sebagai alat tukar pada tahun 560 Sebelum Masehi.

Uang berbahan baku emas telah dimulai pada masa Raja Croesus dari Lydia di wilayah Turki dan uang koin berbahan baku emas juga digunakan sebagai alat tukar dimasa Raja Julius Caesar.


Namun kepercayaan masyarakat turun dengan uang 2000 dan 100.000 karena bahan bakunya begitu sama karena masyarakat sadar nilai berbeda tapi bahan baku kertas mudah terbakar dan digigit rayap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun