Mohon tunggu...
Abdur Rasyid
Abdur Rasyid Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Niatkan apa yang kita lakukan untuk Allah. Jangan lupa untuk mengucapkan lafadz basmalah sebelum memulainya dan diakhiri dengan lafadz hamdalah. Semoga Allah meriringi selalu langkah kita untuk mencapai surga-Nya dan bertemu dengan-Nya, Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkitnya Kekuasaan Tuhan, Runtuhnya Kekuasaan Manusia

8 Desember 2019   09:53 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:01 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Abdur Rasyid

Indonesia merupakan negara dengan agama yang plural. Dimana terdapat agama samawi dan agama ardhi di dalamnya. Islam, Kristen, Budha, Hindu, Konghucu mewarnai keberagaman agama di Indonesia. Agama dan kepercayaan tersebut haruslah beriringan dengan damai sehingga menciptakan kondisi bangsa yang aman dan tenteram. Salah satunya caranya ialah dengan saling menghargai ajaran agama masing-masing.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terkenal dengan keberagaman agamanya, terkenal pula dengan banyaknya pulau di negeri ini. Dimana pulau di Indonesia berjumlah 17.504 dan pulau yang diakui PBB sebanyak 16.056. Selain itu, penduduk Indonesia pun menjadi penduduk terbesar keempat ke dunia.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa penduduk Indonesia sekitar 262 juta jiwa pada tahun 2017. Dimana pulau yang memiliki penduduk terbesar yakni pulau Jawa sekitar 51,2% dari seluruh penduduk Indonesia. Dengan Jawa Barat 18,3%, Jawa Timur 15%, Jawa Tengah 13,1%, dan Banten 4,8%. Jumlah penduduk untuk provinsi lainnya hanya berjumlah 6% ke
bawah. 

Dengan adanya dua unsur tersebut yang mendominasi bangsa Indonesia, para aktor politik memanfaatkannya untuk menghimpun kekuatan agar bisa menjalankan kepentingan dan mendapatkan kekuasaan.

Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa agama dan penduduk akan menjadi target para calon penguasa untuk mendapatkan suara dan dukungan. Agama Islam yang mendominasi penduduk Indonesia sekitar 90% dan penduduk pulau jawa sekitar 50% akan selalu menjadi target utamanya. 

Pesta demokrasi yang belum lama diadakan pada pertengahan 2019 menyebabkan banyak korban saat menjadi petugas Tempat Pemilihan Suara (TPS). Sebanyak 11.239 orang sakit dan 527 orang meninggal dunia (kemenkes, 16 Mei 2019). Teringat dengan peristiwa pada tahun 1993 di Burundi, negara kecil di Afrika Tengah.

Dimana para pemimpin Burundi dipaksa untuk melaksanakan pemilu luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil). Tapi hanya dalam kurun waktu setahun, sekitar 50.000 warga suku Hutu dan Tutsi terbunuh dalam konflik SARA yang terjadi setelah pemilu diadakan. Itulah salah satu kekurangan masa transisi pergantian penguasa di dalam sistem demokrasi.

Tidak jauh dengan pesta demokrasi yang dilakukan Indonesia belum lama ini, masa transisi malah membuat banyak korban saat menjadi petugas TPS. Banyak yang mengalami berbagai penyakit dan banyak pula yang meninggal dunia. Walaupun Indonesia telah menerapkan sistem demokrasi sejak tahun 1945, tetapi penerapannya belum terlihat baik hingga kini.

Sehingga masih menyebabkan kekurangan dalam penerapannya dan mendapatkan hasil yang tidak baik. Kita bisa perhatikan, bahwa dari dua peristiwa tersebut, jika demokrasi masih belum bisa diterapkan dengan baik, hanya akan selalu memakan korban. 

Dua unsur --agama dan penduduk- yang sering diperhatikan sebelum kontes politik diselenggarakan, akan sirna perhatiannya setelah kontes politik telah dilakukan. Keberpihakan pada agama dominansi dan daerah pendukung akan sirna begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun