Mohon tunggu...
Abdurrahman Hanif
Abdurrahman Hanif Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan FKH UGM

belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Reviu Buku Negarawan Masjid

18 Februari 2021   04:13 Diperbarui: 18 Februari 2021   04:47 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis dalam buku Negarawan Masjid mencoba untuk menghamparkan kepingan-kepingan sejarah perjuangan para pemuda muslim dalam menyokong kemerdekaan Indonesia. Saat membaca saya merasa ini merupakan sebuah pengantar yang bagus untuk meneladani masing-masing tokoh yang diceritakan di sini.

Buku ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama diberikan sub-judul Memilih Jalan Pahlawan. Pada bagian ini penulis ingin memperkenalkan para pahlawan nasional yang memiliki sebuah benang merah yang sama yaitu Islam.

Menceritakan bagaimana seorang Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang terkenal sebagai Pemimpin Sarekat Islam dengan gagasannya yang besar memiliki latar belakang kehidupan yang melawan hati nuraninya. Diceritakan pula Haji Agus Salim merupaka anak dari ulama besar di Sumatera Barat yang ternyata pernah mengalami keraguannya terhadap agama yang selama ini dianutnya.

Secara keseluruhan pada bagian pertama ini menceritakan potongan kisah hidup dari para negarawan ini menghadapi pilihan-pilihan penting yang tak hanya berpengaruh terhadap hidupnya tapi juga terhadap negara. Penulis menampilkan sisi humanis dari para pahlawan sehingga kita bisa meneladani mereka seperti halnya manusia biasa.

Tokoh yang diulas pada bagian pertama antara lain, H.O.S Tjokroaminoto, H. Agus Salim, M. Natsir, M. Roem, Sjafruddin Prawiranegara, Kasman Singodimedjo, Jendral Soedirman, Abdul Kahar Mudzakkar, Buya Hamka.

Pada bagian kedua diberikan sub-judul Warisan Para Aktivis Islam, disini penulis mencoba memberikan cerita antar para Negarawan ini cerita yang saling bersambung satu sama lain. Mulai dari pertemanan Kasman dengan Roem yang dipersatukan semangat kemerdekaannya dalam wadah Jong Islamieten Bond (JIB) atau Perhimpunan Pemuda Islam hingga sikap kenegarawanan seorang M. Natsir dalam mempersatukan bangsa.

Pada bagian ini saya menyadari bahwa kisah pergerakan kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah creative minority. Konsep creative minority pertama kali diperkenalkan oleh Arnold Toynbee, seorang sejarahwan terkenal berkebangsaan Inggris.

Dalam bukunya A Study of History, Toynbee merumuskan sebuah teori kompleks mengenai kemunculan dan kejatuhan berbagai peradaban di dunia. Dalam teorinya tersebut, Toynbee mengemukakan bahwa lahirnya suatu peradaban tidak terlepas dari adanya tantangan-tantangan tertentu yang dihadapi suatu masyarakat --- sebagai cikal bakal peradaban --- dan respon masyarakat tersebut terhadap tantangan-tantangan itu. 

Apabila masyarakat berhasil mengatasi suatu tantangan tertentu, maka keberhasilan itu akan membawa masyarakat untuk berhadapan dengan tantangan yang lain. Tantangan yang berhasil diatasi melalui respon yang tepat, akan membuat pola hidup masyarakat semakin mapan dan berkembang terus menjadi sebuah peradaban.

Tantangan yang dihadapi oleh para tokoh di buku ini adalah mempersatukan sebuah bangsa yang selama ini belum pernah ada menjadi satu kesatuan utuh untuk menegakkan sebuah imajinasi baru terhadap negara. Hal tersebut terbukti dengan adanya Sumpah Pemuda yang melampaui imajinasi negara bangsa di zamannya. Dalam bulir-bulir sumpah yang diikrarkan para pemuda itu sudah merumuskan konsepsi baru yang belum pernah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun