Mohon tunggu...
Abdur Rohman
Abdur Rohman Mohon Tunggu... Lainnya - Sak Madyo

Alumni Sosiologi UNS, Aktif di Kemenkumham RI (Bapas Kelas I Surakarta), Aktif di Rumah Seduh @tomboku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencari Desain Rumah Ideal

4 Agustus 2021   13:09 Diperbarui: 4 Agustus 2021   13:19 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhir-akhir ini saya memikirkan bagaimana desain rumah yang baik. Setidaknya diukur dari tiga hal: sesuai kemampuan kita, sesuai keinginan kita, dan sesuai tuntunan agama.

Yang pertama dan kedua relatif tidak ada masalah, karena berhubungan dengan diri sendiri. Nah, yang terakhir, sesuai tuntunan agama tentu harus mencari referensi. Mencari ilmunya..

Ternyata Buya Yahya pernah menjelaskan desain rumah yang baik sesuai ajaran Islam. Sepemahaman saya mendengarkan Buya Yahya, secara singkat rumah yang baik kuncinya ada dua: harus bisa menjaga kehormatan keluarga dan bisa memuliakan tamu. Keduanya penting, karena seorang muslim punya kebiasaan untuk memuliakan tamu.

Bahkan memuliakan tamu ini harus dipikirkan sejak membuat desain rumah. Desain rumah harus terkondisikan memuliakan tamu. Misalnya, ketika tamu mau ke toilet tidak perlu masuk ke ranah keluarga. Permisi ke belakang untuk ke toilet dengan melewati ranah privat tentunya membuat tidak nyaman. Tuan rumah tidak nyaman, tamu juga tidak nyaman. Bahkan berpotensi kepada sesuatu yang tidak baik, misal bisa saja tamu melihat aurot anggota keluarga kita.

Maka dari itu sebaiknya disediakan ruang khusus unutuk tamu dan toilet khusus untuk tamu. Tidak harus mewah, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan tidak perlu memaksakan diri. Paling tidak ketika ada tamu, sang tamu tidak perlu bersinggungan dengan ranah keluarga. Jadi tamu merasa nyaman, keluarga juga tetap terjaga kehormatan dan kemuliaannya.

Dalam membuat ruang dan toilet khusus untuk tamu, maka buatlah seindah mungkin, cukup untuk tamu, dan tentunya sesuai dengan kemampuan kita. Maka harus kita niatkan sejak awal agar Allah SWT memampukan kita memiliki rumah yang bisa untuk memuliakan tamu.

Bahkan kalau ada tamu menginap, katakanlah ada sanak keluarga atau kerabat menginap, agar bisa aman dan nyaman karena sudah disediakan ruang tersendiri.

Setelah mendengarkan ilmu dari Buya Yahya, kebetulan saya berkesempatan sowan ke rumah Habib Hasan di Sukoharjo. Waktu itu agendanya adalah pengajian rutinan Malam Rabu. Biasanya rutinan Malam Rabu diselenggarakan di Kedungan (Klaten). Khusus edisi saat itu diselenggarakan di rumah Habib Hasan. Kebetulan saya pertama kali ke rumah Habib Hasan.

Kesan pertama tiba di rumah Habib Hasan, rumahnnya nampak bersih, udaranya sangat segar karena lokasinya dipersawahan, dan ruang tamu terasa teduh karena dihiasi dengan foto-foto ulama yang dipigura rapi. Diantaranya ada Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, Maulana Habib Luthfiy bin Yahya, Habib Umar bin Hafidz, Habis Anis bin Alwi al-Habsyi, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, dan ulama panutan lainnya. Setelah beberapa saat duduk, saya sangat terkesan setelah mengetahui ternyata di ruang tamu tersebut disediakan toilet khusus untuk tamu. Tentu saya langsung berpikir hal ini sama persis dengan apa yang disampaikan oleh Buya Yahya: menyediakan toilet khusus untuk tamu.

Terus terang saja malam itu menjadi malam yang sangat berkesan bagi saya. Setelah mendapat ilmu dari Buya Yahya, tidak berselang lama diberi contoh langsung di kediaman Habib Hasan. Malam itu langsung saya niatkan ingin mencontoh dan mengamalkan ilmu ini: membuat rumah yang bisa memuliakan tamu.

Oh iya, Buya Yahya juga menyampaikan hendaknya dalam membuat rumah diperhatikan agar kamar mandi benar-benar tertutup rapat, jangan sampai aurot kelihatan. Kamar tidur anak laki-laki dan perempuan harus dipisah. Anak laki-laki yang sudah berumur 10 tahun tidak diperkenankan berkumpul dengan anak perempuan. Bahkan sesama anak perempuan kalau sudah berumur 10 tahun juga harus dipisah, minimal ranjangnya dipisah, tidak boleh dalam satu ranjang. Ini pendidikan Nabi untuk kemuliaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun