Silaturahmi---entah itu lewat pertemuan singkat, kunjungan dadakan, atau dalam skala besar seperti reuni---bukan seperti olahraga angkat beban yang butuh fisik kuat dan alat berat. Tapi jujur saja, kadang capeknya mirip-mirip.Â
Bedanya, kalau nge-gym kita keringetan karena otot bekerja keras, silaturahmi bisa bikin kita kering otak karena harus mikir topik ngobrol yang nyambung sama semua orang. Dan setelah selesai, kalau di gym kita butuh protein shake, di silaturahmi... ya jelas butuh nasi padang.
Meski melelahkan, energi dalam silaturahmi biasanya bersifat positif. Bertemu teman lama, saling bertukar cerita hidup, kadang ketawa sampai perut sakit, semua itu bikin hati hangat.Â
Lelahnya bukan di tempat acara, tapi ketika sampai rumah---liat cucian belum dilipat, dapur berantakan, dan anak belum disiapkan menu makan malamnya. Tapi tetap, silaturahmi punya efek menguatkan jiwa.Â
Minimal, kita jadi sadar bahwa hidup orang lain juga nggak mulus-mulus amat.
Namun jangan salah, terkurasnya energi sosial itu bukan cuma soal ramai atau enggaknya suasana. Tapi juga tergantung posisi hidup kita saat itu.
Bayangkan kamu datang ke reuni pas lagi habis PHK, isi dompet tinggal recehan, ATM sudah mengeluarkan notifikasi "saldo tidak mencukupi", dan e-wallet cuma bisa scan QR code doang tanpa saldo.Â
Bertemu teman dalam keadaan begini ibarat masuk ruang interogasi. Pertanyaan-pertanyaan klasik seperti "Kerja di mana sekarang?", "Udah nikah belum?", sampai "Lho, kok nggak datang berdua?" bisa bikin kamu tersenyum sopan sambil dalam hati ingin menghilang.
Tentu beda cerita kalau kamu datang dalam mode "on fire"---pekerjaan stabil, bisnis lancar, dompet tebal, saldo ATM yang berlabel "Prioritas", dan e-wallet penuh sampai bisa traktir satu meja.Â
Aura percaya diri langsung naik, energi sosial seperti baterai mobil listrik yang baru di-charge semalaman. Mau ngobrol sama siapa aja, pede. Mau cerita apa aja, lancar. Bahkan bisa jadi kamu yang paling ramai ditanya-tanya, jadi pusat perhatian, dan tentu... jadi sumber konten story orang lain.
Dan biasanya, kalau kamu lagi di fase ini, sumbangan ke panitia reuni pun cenderung meningkat drastis.
Kalau teman lain cukup kasih konsumsi atau iuran patungan, kamu bisa muncul dengan gaya tenang sambil nyumbang doorprize HP---meskipun mereknya agak asing dan semua tulisannya dalam huruf Mandarin.