Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Bisnis Law

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dress to Express or Impress "Ajining Rogo Soko Busono, Ajining Diri Soko Lathi"

25 Maret 2025   06:05 Diperbarui: 25 Maret 2025   06:16 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Busana terbaik penting lebih penting adalah bertutur yang menyejukkan (Dok-Pribadi)

Di tengah budaya visual dan media sosial yang berkembang pesat, penampilan telah menjadi bahasa yang sering kali lebih dulu berbicara sebelum seseorang mengucapkan sepatah kata. 

Istilah populer "dress to express or impress" kini banyak digunakan untuk menggambarkan bagaimana busana menjadi sarana mengekspresikan diri atau upaya menarik perhatian sosial.

Namun jauh sebelum istilah ini dikenal luas, masyarakat Jawa telah lebih dahulu merumuskan prinsip kehidupan yang serupa namun lebih bernilai secara etis dan filosofis, yakni "Ajining rogo soko busono, ajining diri soko lathi." 

Ungkapan ini mengandung pesan bahwa harga diri raga seseorang terlihat dari cara ia berpakaian, sementara martabat sejati manusia ditentukan oleh ucapannya.

Busana, dalam pandangan ini, bukan sekadar pelindung tubuh atau simbol gaya, melainkan cermin penghormatan terhadap diri dan situasi. Sayangnya, dalam praktik masa kini, makna busana sering bergeser menjadi alat untuk flexing, pamer kemewahan dan merek, tanpa memperhatikan konteks atau nilai di baliknya. 

Fenomena ini memperlihatkan betapa pentingnya mengembalikan filosofi berpakaian kepada akarnya---sebagai bentuk kesadaran dan etika sosial, bukan sekadar gengsi.

Hari Raya Idulfitri, misalnya, adalah momen tahunan yang memperlihatkan perpaduan antara penampilan luar dan kesiapan hati. Pakaian rapi, bersih, dan layak dikenakan untuk bersilaturahmi menjadi bagian dari ekspresi kebersihan batin setelah berpuasa. 

Busana dalam konteks ini bukan hanya bentuk ekspresi diri, tetapi juga penghormatan terhadap makna Lebaran itu sendiri. Namun, jika busana tidak disertai dengan kelembutan lisan, maka kehilanganlah makna sejatinya. 

Ucapan maaf, doa yang tulus, dan sapaan yang hangat jauh lebih bernilai daripada pakaian semewah apa pun.

Inilah inti dari filosofi "ajining diri soko lathi". Ucapan yang santun adalah bagian penting dari etika sosial, yang menunjukkan kepribadian seseorang secara lebih utuh. 

Dalam pergaulan, apa yang kita kenakan mungkin dilupakan orang, tetapi kata-kata yang keluar dari mulut kita akan diingat dan dikenang lebih lama. Tutur kata yang lembut, jujur, dan menyejukkan memiliki daya lekat yang tidak dimiliki oleh penampilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun