Mohon tunggu...
Abdul Wahid
Abdul Wahid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang dan Penulis sejumlah buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menjaga Sakralitas Edukasi

17 September 2021   07:29 Diperbarui: 17 September 2021   10:15 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Foto oleh Agung Pandit Wiguna dari Pexels

Mereka itu masih demikian sering dipojokan atau dibuat tidak berdaya dalam ranah sebagai "ongkos" yang wajib membayar lunas (patuh) terhadap kepentingan-kepentingan yang bersifat birokratis, yang otomatis kurang memedulikan aspek yang fundamental yang berkaitan dengan proses pembelajaran humanitas dan progresif.

Sekolah misalnya masih serba diberi rambu-rambu oleh pemerintah (pusat maupun daerah) dalam bentuk dilarang melakukan suatu aktifitas yang cenderung merugikan anak didik, namun sekolah tidak diberikan kebijakan yang bersifat progresip dan humanistik. 

Yang selama ini jadi virus, atau setidaknya sebelum mencuatnya gagasan "Merdeka Belajar", kondisi sekolah atau dunia Pendidikan butuha banyak diberi "obat".

Faktanya sekolah masih sering sebatas dijadikan sebagai "mulut" dari bermacam-macam regulasi yang dikeluarkan pemerintah, padahal model demikian lebih bercorak represip, yang notabene potensial "membunuh" kreatifitas dan kemandirian sekolah. Mau melangkah takut terkena semprit, sementara berdiam diri saja, sama dengan membenarkan pembodohan atau penjajahan.

Ketika sekolah berada dalam ranah ketidakberdayaan akibat kebijakan pemerintah yang sulit "dibahasakan" secara empirik itu, maka sekolah ini layak dikategorikan terpenjara atau kesulitan menemukan iklim kemerdekaannya. 

Sekolah atau dunia Pendidikan yang belum liberatif yang humanitas ini rasanya berat sekali untuk dipercaya akan kapabel dalam menumbuhkembangkan atau memerdekakan anak didiknya.

Bagaimana mungkin sekolah yang sedang jadi korban reduksi nilai demokratisasi dan humanisasinya (jika masih dibiarkan) bisa membentuk dirinya jadi pemerdeka?

Sekolah yang bisa membebaskan dirinyalah yang akan mampu membentuk anak-anak pejuang yang gemar membebaskan diri dan sesamanya.

***

Oleh: Abdul Wahid
Pengajar Universitas Islam Malang dan penulis buku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun