Mohon tunggu...
Abdul Wahab
Abdul Wahab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rakyat biasa

Rakyat bisa yang ingin berbagi informasi di ruang media digital

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Rahasia Kevin

26 Juli 2021   11:05 Diperbarui: 26 Juli 2021   12:37 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Strategi bermain catur yang cerdik membuat Kevin dikenal oleh banyak orang, dua kali menang berturut-turut, selalu diikut sertakan dalam perlombaan tingkat RT. Dari kecil dididik oleh orangtuanya untuk selalu disiplin, dalam hal apapun. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Dalam pekerjaannya selalu rapi, walaupun dari keluarga kurang mampu, akan tetapi kedua orangtua kevin selalu mendidik untuk menerima pahitnya kehidupan, agar selalu bahagia. Bapaknya hanya seorang pedagang keliling dan Ibunya pedagang toko di rumah. Ia anak semata wayang, orang yang aktif disosial, selalu ikut acara di desanya. 

Sore hari kevin bermain catur dengan salah satu teman, di tongkrongan warung kopi. Kevin duduk dengan mata yang tajam memandang ke papan catur, mencari celah untuk mematiakan strategi lawan, sampai lawan kalah. Matahari sudah berwarna jingga. Orangtua sudah menunggu di rumah. Kevin pulang. memberi ucapan salam dan mencium tangan kedua orangtuanya. Tanpa basa-basi lagi, Kevin berlalu ke kamar dan membaca buku, hingga larut malam sampai tertidur.

Di tengah malam Kevin terbangun, mendengar kedua orang tua sedang bertengkar, sampai terdengar Ibunya menangis, naluri hati ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi, akan tetapi tidak berani. Hanya bisa mendengarkan di balik pintu kamar yang terdengar samar-samar, yang bisa dilakukan hanya berdoa, selesai cekcok kedua orangtua tidur kembali ia berharap besok akan baik-baik saja. 

Pagi hari kevin sarapan bersama di meja makan, terheran dengan sikap orangtua yang biasa saja, seperti tidak ada masalah. Padahal tadi malam terdengar cekcok.

 “Haruskah saya bertanya sekarang?” Kevin membatin. 

Kevin selalu dihantui dengan peristiwa itu, hatinya bingung serba salah, kayaknya belum waktunya untuk bertanya. Setelah sarapan langsung bersalaman dan pamit sekolah. Dalam perjalanan pandangan matanya kosong. Di waktu istirahat Kevin diajak bermain catur, walaupun hatinya masih resah, pada saat bermain catur. 

“Kevin!! Kevin!!”

 “Eh ya gimana?”

 “Loh kok, gimana? 

kamu lagi mikirin apa?” 

“Tidak kok, sekarang giliran saya jalan ya?” Sambil tersenyum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun