Mohon tunggu...
Abdul Wafi
Abdul Wafi Mohon Tunggu... Petani - Orang biasa

Tetap semangat dan bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan Jodohnya #2

5 Januari 2022   01:47 Diperbarui: 5 Januari 2022   02:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Agustus, 2021
Riki memberanikan diri  mencurahkan isi hatinya yg selama ini tersimpan rapi. Ya,  maksud dan tujuan menyimpannya selama ini karena ia tidak mau ada yg tersakiti maupun menyakiti,  disisi lain Riki sudah punya keluarga kecil yg selama ini menemani dia berjuang melawan kerasnya kehidupan di kota besar seperti tangerang ini.

Tapi semua pikiran itu ditepis oleh keegoisan Riki, bukan dia namanya kalau semua unek-unek tidak bisa dikeluarkan dari draff otaknya.

22:48
"selamat malam wek" kali ini riki punya panggilan khusus buat fatimah, panggilan itu diambil hasil istikharahnya dari berbagai kejadian sebelumnya.
"malam juga" setelah menunggu sekitar 35 menit fatimah membalasnya.
"baru pulang ya? " tanya Riki
"gimana kerjanya tadi,  lancar??" lanjutnya.
"Alhamdulillah, berjalan lancar" balas fatimah. Sepertinya dia kelelahan,  seharian kerja dari pagi jam 07.00 sudah berangkat karena takut macet dijalan, pulangnya jam 20.00 sampainya dirumahnya (serang)  mungkin jam 21.00. Benar-benar wanita tangguh,  sehingga membuat Riki terbuai oleh perjuangannya sejak dari lulus SMA sudah kerja sambil kuliah.  Bahkan dizaman seperti ini jarang ditemui sosok seperti Fatimah.

"Sebenarnya saya suka sama kamu wek, tapi kemu tenang aja saya tidak memintamu untuk membalas rasa ini"

"Kamu sama saya memang tidak ditakdirkan bersatu, melainkan hanya bertemu" ucap Riki Gugup.

06:34
"lo lo lo,  kok bisa begitu? " Fatimah balesnya pagi,  semalem kecapean sehingga ketiduran.
"tidak apa-apa wek,  kamu tercipta memang bukan untuk saya" Riki mencoba menenangkan diri,  supaya tidak memaksakan kehendaknya.
Waktu cepat berlalu, Riki dan Fatimah tetap bertemu setiap hari dan beraktifitas seperti biasanya.

21 Desember 2021
"wek,  sebenarnya ulang tahunmu tanggal berapa sih?  katamu bertepatan dengan hari natal, soalnya saya tidak tau itu tanggal berapa" dengan polosnya Riki bertanya.
Sebenarnya Riki sudah tau kalau hari natal pada tanggal 25 desember,  tapi sebagai pembuka supaya ada topik malam itu.
"tanggal 25" jawabnya
"kalau tanggal 25, berart hari sabtu ya, ngga bisa ngeguyur tepung sama telor dong! " Riki kembali mencairkan suasana.
Kalau hari sabtu Fatimah memang libur kerja karena ada jadwal kuliah,  dia kuliah mengambil kelas karyawan supaya bisa kerja sambil kuliah. Lagi dan lagi ini yg menjadikan sosok Riki terkesima akan kemandirian Fatima dalam meng-eja waktu dan tenaganya.
"jangan lah,  ngga bolek kayak gitu" imbuh Fatimah
"okelah kalau begitu.  Tapi dilain kesempatan bisa dong,  saya kan tinggak bawa tepung sama telor diwarung" kembali Riki meledeknya.

22 Desember 2021
Riki berkelana mejajaki berbagai kuliner khusus chake /bolu buat ulang tahun,  buat dikasih sama Fatimah.
"Assalamu'alaiku pk" Riki memanggil didepan teras toko kue itu
"Wa'alaikum salam.. " terdengar suara serak-serak kering dari dalem toko,  rupanya bapak-bapak sudah rentan usia yg menjawabnya. Mungkin dia sang pemilik toko kuenya
"ada apa nak??" tanyanya
"kalau saya pesen kue bisa dianterin ngga pak? " Riki tanya kembali
"nak nak,  coba ini ada orang mau pesen kue katanya tapi suruh dianterin ketempatnya" bapak itu manggil anaknya didalem, yg kebetulan lagi mengaduk adonan kue.
Mungkin anaknya ngga sanggup
"tidak bisa nak soalnya karyawan baru libur, disini cuma saya sama anak saya yg jagain" bapak itu terasa kasihan sebenarnya
"deket kok pk,  cuma diagen (grosir sembako)  ini" Riki memohon sambil tunjuk arah.
Toko kue itu memang dekat sama tempat Fatimah kerja, berjarak sekitar 1 KM. Tapi itulah kehendak orang yg tak bisa dipaksakan oleh Riki, teruslah begitu kesana-kemari sampai akhirnya usaha mendapatkan kue itu sia-sia.

13:04
"kamu sudah punya istri ya? "
"tadi aku ngobrol sama jalu,  katanya kamu sudah punya anak istri"
"laki-laki jaman sekarang begitu ya?!"
"bla bla bla.... "
Duaaaarrrrrrr..... Bagai disambar petir
Riki diam seribu bahasa.

                    --THE END--

Nb: ini adalah kisah nyata, yg 96% laki-laki beristri pasti mempunyai perasaan yg sama seperti sosok RIKI ini. So, berfikirlah sebelum bertindak.

----Tunggu cerita-cerita menarik selanjutnya,  next time....
Semoga suka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun