Mohon tunggu...
Abdul RahmanSiregar
Abdul RahmanSiregar Mohon Tunggu... Lainnya - Bibliophile & Resensator

Sebagai Veteran Dalam Kehidupan, Ku Selalu Berakhir Dengan Sebuah Harapan. Dan Selalu Berakhir Dalam Sebuah Kesalahpahaman.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bintang Akan Selalu Terang

5 Oktober 2020   13:26 Diperbarui: 5 Oktober 2020   15:28 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah hermeneutika, dengan dua unsur metodis; deskripsi, verstehen dan interpretasi, untuk membaca setiap literatur terkait pembahasan, serta heuristika, untuk menemukan suatu paradigma baru dari intisari setiap literatur yang terkait, yang kemudian diharapkan dapat berperan untuk menghasilkan kesetaraan gender di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum.

Dalam mitologi Yunani, ada sebuah kisah yang terkenal di kalangan masyarakat dunia dari sejak Zaman Yunani Kuno hingga Zaman Milenium Ketiga kini. Kisah tersebut ialah sebuah kisah yang menceritakan seorang wanita yang cantik nan rupawan, cerdas, dan memiliki hobi membaca buku-buku. Wanita tersebut bernama Medusa.

Medusa adalah sosok wanita yang dipercayai oleh Dewi Athena[1] untuk menjaga Kuil Dewi Athena yang terletak di pinggir pantai kota Athena. Kuil tersebut di jaga karena di dalam Kuil tersebut terdapat banyak buku-buku dan catatan-catatan penting yang menjadi koleksi Dewi Athena[2].

Karena kecintaan Medusa terhadap buku, pada suatu sore hari di pinggir pantai, Medusa dengan menggunakan pakaian cukup sederhana, terbungkus, longgar dan bebas mengalir[3] di setubuhi secara paksa oleh Poseidon Sangka Dewa Laut karena ketertarikannya terhadap Medusa yang sangat cantik dan seksi.

Setelah kejadian tersebut, Medusa yang telah menjadi korban pelecehan seksual mengadukan kisahnya yang di setubuhi secara paksa oleh Poseidon kepada Dewi Athena. Setelah menjelaskan setiap kronologi secara terperinci, Dewi Athena menyatakan bahwa Medusa lah yang bersalah karena merayu Poseidon[4].

Akhirnya Medusa dihukum oleh Dewi Athena, rambut Medusa yang awalnya cantik dan gemulai diubah menjadi menjadi kumpulan ular[5], kulit Medusa yang awalnya putih dan mulus diubah menjadi kulit yang kasar dan bersisik[6], dan mata Medusa yang awalnya berwana biru dan indah diubah menjadi mata ular dan jika dilihat oleh laki-laki, maka laki-laki tersebut akan terbakar menjadi arang[7].

Setelah diberikan hukuman oleh Dewi Athena, Medusa yang awalnya cantik nan rupawan dan disukai banyak pria, pada akhirnya dijatuhi bukan hanya para pria melainkan oleh para wanita lainnya. Medusa dikucilkan karena kemampuan matanya yang dapat membakar kaum pria menjadi arang ketika melihat mata Medusa.

Hingga pada suatu ketika diutuslah seorang pria bernama Perseus untuk memenggal kepala Medusa. Perseus pun menerima tawaran tersebut dengan beberapa alasan keterpaksaan.

Dalam misinya (Perseus) untuk membunuh Medusa, ia mengamati setiap tindakan Medusa untuk mencari cela kelemahan dari Medusa. Hingga pada akhirnya ia menemukan suatu titik lemah Medusa, bahwa Medusa saat akan tidur ia akan melepaskan matanya (baca: menutup mata layaknya makhluk hidup lainnya saat akan tidur) dan ular-ular di rambutnya pun akan ikut melepas matanya.

Dan saat Medusa tertidur, Perseus datang dengan sebilah pedang tajam memenggal kepala Medusa hingga memisahkan kepalanya dengan tubuhnya. Dari genangan darah yang keluar melalui leher Medusa, lahirlah seekor Kuda Putih Bersayap yang menjadi sebuah lambang Kebudayaan dan Peradaban, kuda itu bernama Pegasus.

Dan di dalam ilmu Astrologi, Pegasus adalah salah satu nama dari 88 rasi bintang yang diakui saat ini. Dari kematian Medusa dan dari kelahiran Pegasus, tentu kita dapat melihat bahwa sebagaimana pun makhluk di dunia memperlakukan wanita secara buruk, mereka para wanita tetap terus akan melahirkan suatu peradaban yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun