Mohon tunggu...
Abdul Muis
Abdul Muis Mohon Tunggu... Jurnalis - olahraga

Desa Untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehadiran Dana Desa Membuat Bangga Menjadi Anak Desa

16 Juli 2019   15:06 Diperbarui: 16 Juli 2019   15:16 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjadi anak desa tidaklah gampang. Selalu ada stigma buruk buat anak yang berasal dari desa. Kondisi itu membuat, "anak desa" selalu minder, gugup, risih, tidak mudah bergaul, dan malu. Kondisi itu membuat anak desa selalu kalah saing dengan "anak kota".

Gambaran itu, merupakan cerita anak desa masa lalu, anak desa dulu yang serba terbatas dan terbelakang. Beda dengan anak desa hari ini, yang selalu percaya diri, mudah bergaul, tidak takut bersaing dengan "anak kota". 

Ada satu terobosan pemerintah di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang membuat pergeseran itu semakin masif, terstruktur dan sistematis, yaitu adanya Program Alokasi Dana Desa. Setiap desa diberi dana untuk dikelola sesuai dengan keinginan dan kesepakatan Pemerintah Desa dan rakyatnya.

Periode pertama Jokowi tahun 2015, diluncurkan alokasi dana desa sebesar Rp 20,67 triliun. Tahun 2016, angka itu naik menjadi Rp 46,98 triliun, bertambah lagi menjadi Rp 60 triliun pada 2017 dan 2018.  Pada periode akhir kepemimpinannya, Jokowi menganggarkan  dana desa menjadi Rp 70 triliun.

Menurut Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo alokasi dana desa akan ditingkatkan hingga Rp 400 triliun untuk pada periode kedua pemerintahan Jokowi-KH Makruf Amin.

Menurut Eko, dana desa perlu dilanjutkan karena memiliki dampak signifikan dalam kehidupan masyarakat. Dalam empat tahun terakhir, kata dia, dana desa yang banyak digunakan untuk pembangunan infrastruktur kini berdampak pada pengurangan stunting, dan penurunan tingkat kemiskinan.

Salah satu contoh nyata keberhasilan Dana Desa adalah keberhasilan Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah, yang  meraup omzet miliaran rupiah. Ini merupakan contoh kreativitas anak desa yang bersumber dari Alokasi Dana Desa.

Menurut Kepala Desa Ponggok Junaedhi Mulyono, dari dana desa kini Desa Ponggok memiliki pendapatan yang cukup besar. Alokasi dana desa yang disalurkan pemerintah salah satunya digunakan untuk pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

BUMDes ini tugasnya mengelola potensi-potensi sumber daya alam sebagai ladang penghasilan bagi masyarakat. Salah satunya pengelolaan pariwisata Umbul Ponggok yang saat ini sudah terkenal di media sosial.  BUMDes Tirta Mandiri sendiri mengelola wisata Umbul Ponggok, Toko Desa, Ponggok Ciblon, budidaya perikanan. Di mana sejak 2013 pendapatannya baru mencapai Rp 211 juta, naik menjadi Rp 1,1 miliar di 2014 dan di 2016 melonjak menjadi Rp 10,3 miliar. Tahun 2017 ditargetkan pendapatan sebesar Rp 15 miliar.

Keberhasilan Desa Ponggok memanfaatkan dana desa, lanjut Junaedhi dikarenakan keterlibatan langsung masyarakat dan transaparansi penggunaan dana desa. (detikfinance.com)

Ini merupakan bukti nyata keberhasilan Dana Desa dalam membantu meningkatkan kesejahteraan warga Desa. Walaupun dikaui, banyak faktor yang menentukan sebuah keberhasilan, namun salah satu faktor utama yang paling dominan adalah ketersediaan dana yang cukup dalam pengelolaan program desa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun