Mohon tunggu...
Abdul Maal
Abdul Maal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hutanku di Kaki Gunung Latambaga

16 Juli 2018   01:37 Diperbarui: 16 Juli 2018   02:11 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kawasan hutan Sakuli merupakan salah satu penyangga Das Sakuli yang membelah perkampung penduduk dari kelurahan Sakuli dan Kelurahan Balandete, sebahagian kawasan hutan Sakuli masih termasuk kawasan hutan Lindung dan Konservasi sebagai taman wisata alam Mangolo, yang beberapa bulan yang lalu tahun 2017, menjadi perbincangan masyarakat di Sulawesi. 

Di Daerah kawasan Taman Wisata ALam terdapat temuan tambang Emas oleh masyarakat yang berada di kelurahan Ulunggolaka yang secara administrasi berbatasan langsung dengan kelurahan Sakuli kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka.

Temuan butiran Emas oleh masyarakat ulunggolaka sempat menjadi viral di dunia maya yang menyebabkan para penambang tradisional berdatangan di kolaka untuk turut serta dalam upaya penambangan Emas yang ada di sana. 

Dan tidak sampai seminggu setelah viral di dunia maya, para penambang mulai merambah areal taman nasional  Taman Wisata Alam mangolo untuk mendulang Emas, dan dimulailah kegiatan penebangan kayu yang ada di sana, untuk memuluskan akses jalan dan kegiatan penambangan. 

Untung saja pihak pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kolaka bekerjasama pihak kepolisian Daerah Sultra cepat melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan patroli pemulangan atau pengusiran para penambang dari kawasan hutan Alam dan kawasan Taman Wisata Alam Mangolo.  

Namun beberapa kawasan hutan lindung dan konservasi ternyata sebahagian telah berubah fungsi menjadi kebun-kebun cengkeh, pala dan kakao oleh masyarakat sekitar baik yang berasal dari Ulunggolaka maupun masyarakat yang bermukim di kelurahan Sakuli. 

Perambahan hutan ini, telah lama dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di sana, namun yang patut disayangkan ada masyarakat yang berasal dari luar kolaka atau masih KTP Makassar berkebun di kawasan hutan mangolo dan Sakuli. 

Kawasan hutan mangolo sebahagian telah menjadi kebun karet, kebun cengkeh dan kakao, yang secara massif terus dilakukan penambahan areal perkebunan rakyat. 

Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah melalui BKSDA Manggolo untuk meredam bahkan melakukan penegakan hukum bagi para perambah, namun upaya ini sepertinya menemui kendala yang berat. 

Saat operasi penertiban misalnya, para petugas tidak menemukan seorang pun yang berada di kebun mereka yang berada dalam kawasan hutan, namun setelah petugas pulang lagi, maka kegiatan budidaya dan perambahan terus berlanjut.

Jika dicermati trend perambahan kawasan hutan ini, sepertinya melibatkan mafia lahan hutan dan oknum petugas yang berkompeten di bidangnya, semakin di larang, semakin di rambah, dan potensi pengurangan kawasan hutan mangolo di hulu sungai Sakuli akan semakin meningkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun