Mohon tunggu...
Abdullah Zain
Abdullah Zain Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa Universitas Diponegoro

In Harmonia Progressio

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pentingnya Menunda Nikah di Usia Muda

5 Maret 2021   16:18 Diperbarui: 5 Maret 2021   16:40 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: WallpaperBetter

Beberapa tahun terakhir banyak kaum millenial silih berganti pergi ke KUA untuk melegalkan proses pernikahannya. Dan rata-rata mereka menikah diusia yang cukup muda, belasan tahun hingga dibawah 25 tahun. Entah apa motivasinya, yang pasti mereka nikah diusia muda. 

Lalu apa salahnya? Tidak ada yang salah dengan hal itu, tapi coba kita lihat fenomena di era pandemi Covid-19 ini, sempat viral di media masa bahwa banyak orang berbondong-bondong pergi ke Pengadilan Agama, bukan untuk menikah lagi, namun untuk menggugat cerai (rata-rata karena masalah ekonomi). 

Yap, itu menunjukan jika banyak diantara mereka yang ternyata belum siap untuk menikah. Karena terlalu lemah untuk menghadapi cobaan. Walaupun tidak semua soal uang, tapi tidak ada uang bisa jadi persoalan.

Hampir satu dekade yang lalu, Indonesia diprediksi tahun 2045 mendatang akan mendapat bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari penduduk usia tidak produktif (dibawah 15 tahun, dan diatas 64 tahun). 

Jika Indonesia dapat memanfaatkan keadaan ini, maka akan mendatangkan keuntungan untuk Indonesia, namun jika tidak bisa memanfaatkan, tentu akan menjadi masalah tersendiri bagi bangsa Indonesia, semua itu tidak luput dari kualitas SDMnya. Kira-kira besok bagaimana ya?

Situasi pandemi ini saja sudah cukup mengganggu stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia, apalagi pendidikan, harusnya sudah menjadi alarm untuk nasib Indonesia di tahun 2045 mendatang. 

Sampai menteri pendidikan Nadiem Makarim pun saat diundang di podcastnya om Deddy Corbuzier juga blak-blakan dengan pernyataan bahwa ada generasi yang dirugikan karena situasi pandemi ini. Itu sekelas menteri loh yang bilang, masak iya mas Nadiem berkata tanpa dasar.

Lalu apa hubungannya dengan nikah muda? Hal itu tidak tentang masalah pribadi saja, namun berdampak terhadap masa depan Indonesia. Seperti butterfly effect, jika masyarakat Indonesia banyak yang menikakah diusia muda, otomatis angka kelahiran juga akan meningkat, ledakan jumlah penduduk pun terjadi, padahal di tahun 2021 saja, masih 24 tahun menuju tahun 2045, angka pengangguran Indonesia dikisaran 10 juta orang. 

Lowongan pekerjaan dalam negri belum dapat mengcover itu semua. Kalau kita kaitkan dengan bidang pertanahan, jumlah tanah di muka bumi ini juga tidak akan bertambah, dan celah orang untuk memiliki bidang tanah juga kian menipis, karena semua orang pasti memiliki kebutuhan untuk tempat tinggal, ketidak serasian tersebut juga akan menimbulkan berbagai konflik baik sekarang, apalagi dimasa yang akan datang.

Perdebatan kapan usia ideal untuk menikah ini memang tak kunjung menemui titik temu, karena memang lebih baik menikah ketika siap. Dan alasan-alasan menarik beberapa teman dan kerabat saya yang menunda untuk menikah diusuia muda, diantaranya, mereka ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dulu, ingin menata karir dulu, belum siap karena takut berujung broken home, dan berbagai alasan yang lain. 

Saya sangat setuju dengan alasan-alasan mereka, karena dengan begitu dapat mendongkrak kualitas SDM Indonesia, sebelum disibukkan dengan keluarga, anak yang rewel, suami atau istri yang toxic, mertua yang suka ikut campur, dan gangguan-gangguan emosional serta tenaga yang dapat menghambat dan menyita waktu kita untuk mengupgrade diri. 

Bukankah akan terlihat ngeri jika di tahun 2045 mendatang Indonesia gagal memanfaatkan bonus demografi, dan ditambah dengan bonus lagi karena sekarang banyak yang menikah diusia muda, yang membuat meningkatnya jumlah penduduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun