Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... -

MPM (Carnegie Mellon University,Pennsylvania - AS).\r\nIr. (Universitas Lampung)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Berfungsikah Jalan Tol?

16 Desember 2014   06:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:13 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Pengalaman nyata pada hari Senin 15 Desember 2014 kami melakukan perjalanan dinas Rapat Koordinasi tentang peternakan dari Kota Depok ke Kota Bandung. Acara rapat jadwalnya jam 09.00 WIB.

Saya dengan seorang staf yang berfungsi driver berangkat dari Depok jam 05.45 melalui tol cijago. Begitu di Cijago mulai melihat kemacetan jalan tol, kami memutuskan berputar arah ke tol Jagorawi arah Bogor dengan maksud menuju Bandung melalui Puncak dan Cianjur, yang mana rute ini telah lama ditinggalkan semenjak tol Cipularang ada.Ternyata benar dalam perjalan arah Bogor terlihat arus lalu lintas Bogor menuju Jakarta terlihat macet panjang.

Staf saya yang punya jabatan Kepala Seksi dengan stafnya pada kendaraan yang berbeda berangkat dari Depok jam 05.30 (lebih awal), memilih jalan yang biasa dipakai ke Bandung yaitu tol Cijago, tol Jagorawi, tol Cikunir, tol Cikampek, tol Cipularang, tol Purbalenyi, tol Pasteur. Sebagaimana layaknya jalan tol mereka berharap akan sampai lebih cepat di Bandung sehingga tidak terlambat hadir pada acara rapatnya.

Alhasil dari 2 kendaraan/2 grup perjalanan ini, saya sampai di Bandung khususnya pada Kantor Dinas Peternakan pada jam 9.45 WIB. Dengan rasa bersalah berjalan menuju kantor dan masuk ke ruang rapat yang ditentukan. Rasa bersalah karena merasa terlambat. Juga ada rasa penasaran apakah staf yang berangkat melalui jalan tol sudah sampai lebih duluan. Tapi juga heran kenapa mereka tidak ada kabar beritanya jika sudah sampai dan hadir duluan pada rapat.

Rasa bersalah terhapuskan pada saat masuk ruang rapat ternyata rapatnya belum dimulai. Nyatanya rapat dimulai pada jam 10.00 WIB. Kemudian rasa penasaran tentang staf yang lewat jalan tol juga terjawab saat staf tersebut menelpon melaporkan bahwa mereka masih di jalan karena terkena macet. Pantesan mereka tidak menginformasikan bahwa mereka telah sampai lebih duluan.

Artinya saya datang pada acara rapat sebelum acara dimulai, lebih duluan dari pada beberapa orang staf yang mestinya datang lebih duluan dan mendampingi saya. Hal ini karena saya memilih jalan tradisional non tol yang jaraknya lebih jauh, medan jalan berliku-liku dan berbelok-belok, menurun dan mendaki, tetapi lebih cepat sampai. Dibanding jalan yang mereka pilih, jalan tol yang mestinya jalan lancar bebas hambatan, lebih pendek/lebih dekat, jalan relatif lurus, relatif datar. Namun sampai lebih lama.

Kami yang lewat jalan tradisional lebih irit bahan bakar, lebih hemat energi, lebih ramah lingkungan. Dan juga tidak perlu membayar tol. Sebaliknya mereka yang menggunakan jalan tol lebih boros bahan bakar, lebih boros energi, dan membuat lebih polusi. Dan juga harus membayar tol. Belum lagi diperhitungkan waktu, tenaga, dan pikiran yang dihabiskan.

Melihat pengalaman selama hidup di negeri Paman Sam khususnya negara bagian Pennsylvania, kami berkendaraan mobil menggunakan jalan umum adalah lancar dan leluasa sekali, tanpa bayar. Sangat jarang ditemui jalan tol (toll road) yang berbayar. Lebih banyak freeway alias jalan bebas hambatan tanpa harus membayar. Dan juga ada expressway.

Dari kejadian di atas maka perlu ditinjau ulang keberadaan jalan tol dengan tingkat kemanfaatannya. Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain.

Untuk menikmatinya, para pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku. Penetapan tarif didasarkan pada golongan kendaraan. Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sebagai jalan bebas hambatan, meskipun hal ini sebenarnya salah.

Di dunia secara keseluruhan, tidak semua jalan bebas hambatan memerlukan bayaran. Jalan bebas hambatan seperti ini dinamakan freeway atau expressway (free berarti "gratis", dibedakan dari jalan-jalan bebas hambatan yang memerlukan bayaran yang dinamakan tollway atau tollroad (kata toll berarti "biaya").

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun