Anda boleh saja meremehkan profesi Pedagang Kaki Lima (PKL). Juga sah-saha saja menganggap bahwa penghasilan PKL lebih kecil dibanding orang yang tiap pagi berpenampilan rapi, bersepatu kinclong dan semerbak harum parfumnya terdengar hingga puluhan meter. Boleh dan sangat boleh.
Namun, harap tahan dan simpan dulu penilaian dan anggapan anda sebelum membandingkan orang yang berpenampilan rapi tadi dengan PKL yang satu ini.
Ya, nama PKL ini adalah Heri Supriana. Pedagang soto daging, soto kaki sapi dan soto urat. Heri adalah sosok pedagang yang cukup ulet. Ia mengaku mulai berdagang sejak dirinya berusia 15 tahun. Berjualan mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 17.00 sore.
Tahukah anda, penghasilan Heri dari jualan aneka soto yang dibanderol Rp 25 ribu per porsi tersebut tak kalah menggiurkan dibanding orang-orang kantoran. Ia mengaku, setiap harinya bisa menghasilkan uang dari dagangannya sekitar Rp 2 juta, atau sekitar Rp 60 juta per bulan. Sungguh, angka yang amat fantastis untuk ukuran PKL.
Namun, penghasilan yang amat menggiurkan tersebut, selain berkat keuletannya dalam berjualan, ada faktor lain yang membuatnya begitu bersyukur. Faktor tersebut, menurutnya, sangat berpengaruh pada omzet dagangannya.
Pendapatan Heri mengalami peningkatan drastis setelah menerima bantuan gerobak gratis dari Partai Perindo. Selain gerobak, Heri juga kerap menerima pelatihan dan pembinaan dari partai besutan Hary Tanoeseodibjo itu. Berkat gerobak yang bersih dan ilmu yang telah ia dapatkan dari pelatihan dan pembinaan itulah yang membuat penghasilan Heri terus meningkat.