Setiap tahun, Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan penyembelihan hewan kurban. Pada tingkat masyarakat, semangat kurban akan meningkatkan religiusitas masyarakat yang berdampak pada suasana yang lebih tentram dan nyaman.
Sedangkan untuk level menengah ke atas, Idul Adha seharusnya bukan sekedar dimaknai dengan memilih hewan kurban terbaik, ataupun banyaknya jumlah penyembelihan hewan. Namun, linier atau sejalan dengan kesungguhan mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang tentunya jika kesadaran tersebut hadir, misalnya, di kalangan pejabat maka akan terhindar dari tindakan tercela, seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan lain sebagainya.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pengorbanan Idul Adha terinspirasi dari kisah Nabi Ibrahim as yang dengan hati tulus dan ikhlas memenuhi perintah Allah. Idul Adha menjadi ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Beliau diperintah oleh Allah untuk menyembelih anaknya sendiri, yakni Nabi Ismail.
Melihat betapa pengorbanan Nabi Ibrahim begitu dahsyat demi menjalankan perintah Tuhan, beliau bahkan rela meski disuruh menyembelih anaknya sendiri. Maka, kisah ini sepatutnya dijadikan uswah (contoh) bagi umat manusia.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini adalah, bahwa pengorbanan itu harus diperjuangkan. Apapun dan siapapun itu. Asalkan dalam hal kebaikan.
Tak ketinggalan, kisah inspiratif pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ini pun dipraktekkan oleh Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe).
Bisa dilihat dan dibuktikan bagaimana perjuangan Hary Tanoe selama ini. Ia tinggalkan segala kenyamanan hidup hanya untuk menjadikan bangsa ini maju dan rakyatnya sejahtera.
Tak ketinggalan, menjelang perayaan Idul Adha tahun ini, Hary Tanoe pun tak lupa berbagi. Ratusan hewan kurban ia bagikan ke seluruh penjuru tanah air. Momentum Idul Adha ia jalani dengan cara berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan. Tentu, hal ini bukan terjadi pada Idul Adha tahun ini saja, melainkan pada Idul Adha tahun-tahun sebelumnya, ia juga memberikan hewan kurban ke berbagai daerah di Indonesia.
Apa kata Hary Tanoe?
"Bagi yang mampu, wajib berbagi kepada yang kekurangan, kaum dhuafa," katanya.