Revolusi adalah kata yang hanya mudah diucapkan oleh banyak kalangan masyarakat selama ini. Mereka seakan mudah mengucapkan revolusi, semisal ketika mereka meneriakkan "revolusi mental" yang digagas oleh Presiden Jokowi. Berteriak revolusi mental, tapi mentalnya mental pecundang. Memecah belah bangsa dan bahkan tidak berbuat apa-apa untuk bangsa ini.
Revolusi juga bukan hanya diteriakkan ketika melakukan aksi demonstrasi di depan istana atau gedung parlemen, tapi aksi demonstrasinya anarkis, merusak fasilitas negara dan mengganggu ketertiban umum.
Revolusi harus dimulai dari hal yang kecil. Tapi bagaimana caranya agar usaha revolusi yang kecil tersebut terasa dan berdampak baik kepada masyarakat luas. Hal ini sangat sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Tidak muluk-muluk tapi manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat di berbagai daerah.
Sudah tidak terhitung berapa pelaku UMKM yang kini merasa bersyukur karena telah menerima bantuan gerobak dari Perindo. Juga tidak terhitung masyarakat yang usahanya sukses, dagangannya laris manis dengan Gerobak Perindo karena Gerobak Perindo lebih bersih dan nyaman daripada gerobak lama yang mereka gunakan sebelumnya. Dan, tak sedikit pula masyarakat yang usahanya berkembang, dari yang awalnya memiliki satu gerobak, sekarang sudah memiliki banyak cabang.
Inilah revolusi yang sebenarnya. Revolusi Gerobak Perindo, sebuah revolusi sederhana tapi dampaknya sangat nyata. Tidak banyak teori, tapi maksimal aksi. Tidak banyak cipika-cipiki, tapi membuat wajah mereka berseri. Dan, tidak banyak berkoar-koar di sana-sini, tapi membuat perubahan nyata di negeri ini.