Mohon tunggu...
Abdulazisalka
Abdulazisalka Mohon Tunggu... Tutor - Tinggal di The Land of The Six Volcanoes . Katakan tidak pada Real Madrid.

Membacalah, Bertindaklah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Memori yang Menolak Pergi

20 Desember 2020   05:20 Diperbarui: 20 Desember 2020   05:52 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit foto: @raisa6690, via instagram

Adakalanya, 
saat membuka mata pagi
kepalaku terasa sempoyongan sekali
sebab, semalam kamu hadir dalam mimpi
sisa-sisa tentangmu membekas abadi

Sesekali, 
saat membenahi ranjang
masih kuat ingatanku hingga sekarang
betapa berantakan kamarmu sayang
seperti kapal pecah bekas perang 

Kadang, 
saat mengambil koran pagi
ada ingatan yang hadir tanpa permisi
agak pahit, tapi sedikit manis berseri
layaknya secangkir kopi yang akan kunikmati

Juga, 
saat berias di depan cermin
sekilas bayang masih terlihat dirimu
dengan rambut hitam panjang tergerai
dan aroma seksi bantal yang candu 

Rasa ini memang datang untuk pergi
mirip embun, yang hinggap di daun padi
seperti peluk sedih dan manis kecupmu,
yang tertinggal menjelma pusara hati 

Betapa, indah kenangan kita
dan pagi ini akan kusimpan
dalam wadah pandora
yang kelak, patut kita buka bersama
saat umur beranjak tua

*** 

Alka
Malang, 20/Desember/2020

Catatan: Wadah Pandora adalah artefak dalam mitologi Yunani yang berhubungan dengan mitos Pandora dalam Works and Days karya Hesiod.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun