Langkahku pernah menggores jengkal kekosongan
Ketika diriku merayap pada tanah kegelisahanÂ
Aku menyeret pelan detik waktu yang kulalui
Tiada berharap mati, tiada hentiÂ
Aku pernah terlalu lelah berjalan
Mencari dan mengais nafas pada kerumunan bidadariÂ
Aku pernah terpeleset karma
Untuk kembali mengambil langkahku diantara berjuta kata
Aku pernah jatuh sekarat
Tapi aku akan menolak berkhianatÂ
Karena diriku percaya, bahwa segalanya adalah tentang cinta
Cinta universal atau cinta eksklusif, tetap ia adalah cintaÂ
Disanalah aku selalu mencari dan melangkah
Akhirnya kali ini, aku terhentiÂ
Aku mulai mengerti bahwa langkahku mati
Karena aku menemukannyaÂ
Tempat peristirahatan terakhir yang paling kunantiÂ
Kamu!Â
Â