Mohon tunggu...
Abdul Rojak
Abdul Rojak Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah hiburan, menulis adalah pelepasan ide dan gagasan

ABDUL ROJAK, tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Absurditas Saiful

21 Maret 2011   14:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap hari Saiful berangkat kerja ke kantor di suatu kota metropolis. Hiruk pikuk dunianya. Setiap pagi, siang dan sore sampai tengah malam jalanan selalu macet. Namun saiful harus mengulangi rutinitas itu setiap hari.

Belum lagi dia harus membawa beban di punggungnya, sebuah tas ransel yang berisi laptop, berkas kerja dan kertas laporan lainnya. Dia memanggulnya setiap hari, membawa pekerjaan kantor ke rumah berharap akan diselesaikannya. Namun pekerjaan rumah, membuat pekerjaan kantor tak kunjung di sentuhnya, mau tak mau pekerjaan kantor hanya jadi pekerjaan kantor.

Namun dia tidak putus asa, Saiful tetap membawa pekerjaan kantor ke rumah, jadi lah suatu pengulangan dan pembiasaan. Beban itu di nikmatinya dari hari ke hari.

Hal yang menggembirakan dan melegakan bagi Saiful adalah karena dia tahu dan sadar semua teman-temannya pun melakukan itu. Bahkan lebih dari itu orang lain yang bekerja di metropolis, dengan kantor dan bidang yang berbeda pun melakukan itu. Entah itu mereka naik angkutan umum, naik sepeda, naik motor, naik taksi, naik kereta ataupun naik mobil pribadi, mereka membawa beban sama seperti Saiful. Mereka juga memanggul ransel, tas jinjing, atau tas selempang.

Ini mengingatkan kita pada mite Sisifus, yang melakukan perbuatan absurd, di hukum para dewa membawa batu besar ke atas bukit, namun setelah sampai puncak batu itu menggelinding ke bawah dan dia harus memanggul lagi batu itu sampai ke puncak. Begitu seterusnya.

Namun dalam absurditasnya kita harus membayangkan Saiful dan Sisifus berbahagia. Karena apa yang diperjuangkannya adalah mulia, walaupun kelihatannya membosankan.

* Penulis adalah Guru Sejarah SMA Avicenna Cinere

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun