Mohon tunggu...
Abdul Mutolib
Abdul Mutolib Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pegiat literasi

Penulis buku teks pembelajaran di beberapa penerbit, pegiat literasi di komunitas KALIMAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tirani Materialisme dalam Kehidupan Kita

3 September 2020   08:32 Diperbarui: 3 September 2020   08:27 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duaniasejutawarna.blogspot.com

Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materialisme adalah faham atau sistem yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Materi adalah satu-satunya substansi. Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, bukan spiritual dan bukan pula supranatural.

Paham materialisme tentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Islam mengakui realitas jasmani dan rohani dalam kehidupan manusia. Islam tidak menafikan unsur materi dalam diri dan kehidupan manusia. Islam juga bukan agama yang menghilangkan perhatian umatnya pada aspek materi dan aspek fisik lahiriah. 

Islam mengajarkan agar manusia memiliki lahiriah dan fisik yang sehat serta penampilan yang baik. Karena Allah adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Islam juga memerintahkan umatnya untuk memakai pakaian yang baik ketika melaksanakan ibadah (QS. al-A'raf:31) Demikian pula Islam tidak mengharamkan kesenangan dunia yang halal (QS. al-A'raf:32)

Namun demikian Islam memandang kehidupan materi adalah kehidupan yang fana dan tidak abadi. Pemuasan kebutuhan materi dalam kehidupan manusia tidak akan mengantarkan kepada kebahagiaan yang sejati. Bahkan jika hal itu dilakukan dengan mengabaikan aspek dan kebutuhan rohani, maka dapat membinasakan manusia itu sendiri. Sebaliknya Islam mengingatkan pentingnya memperbaiki kondisi rohani dan pentingnya memenuhi kebutuhan rohani agar mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup yang abadi.

Penilaian utama Allah atas manusia bukan pada aspek materi dan lahiriah, tetapi pada aspek rohani dan batiniah. Rasulullah saw bersabda, " Sesungguhnya Allah tidak melihat pada jasmani dan bentuk lahir kalian, tetapi Allah melihat pada hati kalian." (Hadis Muttafaq alaih)

Pengaruh materialisme di Indonesia

Pengaruh materialisme telah mengakar dalam kehiduan masyarakat modern. Dalam paham bernegara materialisme melahirkan paham sekularisme. Pola pikir sekuler beranggapan bahwa kemajuan peradaban akan terwujud jika memisahkan urusan bernegara dari ikatan yang tidak empirik dan tidak rasional seperti ikatan agama. Sekularisme yang memisahkan urusan bernegara dari agama muncul pertama kali di dunia Barat. Kaum sekuler Barat mengatakah, "Biarlah urusan kaisar menjadi urusan kaisar dan urusan Tuhan menjadi urusan Tuhan."

Meskipun  sejarah sekularisme muncul di Barat dan dalam konteks agama Barat ketika itu, tetapi lambat laun gelombang sekularisme juga melanda dunia Islam. Inilah yang disinyalir oleh Nabi bahwa umat ini akan mengikuti sunah umat sebelumnya sejengkal demi sejengkal.

Realitas yang kita saksikan dan kita rasakan menunjukkan bahwa paham sekuler menjangkiti bangsa ini. Saat ini banyak seruan untuk memilih pemimpin tanpa mempertimbangkan agama. Parameter kemajuan dan keberhasilan kepemimpinan juga hanya dilihat dari aspek fisik seperti ekonomi, infrastruktur dan apa yang bisa dilihat secara kasat mata. Partai-partai yang berbasis agama sulit untuk menjadi pemenang dalam setiap gelaran pemilu.

 Materialisme juga telah meracuni kehidupan sosial masyarakat kita. Padahal ia merupakan penyakit sosial yang dikhawatirkan oleh Nabi saw jika menimpa umat ini. Beliau saw bersabda:

"Tidaklah kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi aku khawatirkan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan pada umat sebelum kalian maka mereka berlomba-lomba dalam urusan dunia, maka hal itu akan membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun