Mohon tunggu...
Abdu
Abdu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Keperempuanan

laki-laki yang berasal dari cirebon, sebuah kota yang dijuluki dengan kota wali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Perempuan Memberantas Buta Aksara

7 Februari 2023   09:34 Diperbarui: 7 Februari 2023   09:37 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Koleksi Penulis

Perempuan merupakkan tonggak maju dan mundurnya sebuah peradaban negara bahkan dunia. Hal ini lantaran perempuan seperti yang dipahami oleh kalangan islam bahwa perempuan adalah madrasatul ula "perempuan adalah Pendidikan pertama bagi anaknya".

Dari sini kita harus tahu persis penyebab maraknya buta aksara. Orang bijak berkata bahwa anak yang cerdas dan berwawasan terlahir dari orang tua yang memiliki wawasan yang luas juga. Jadi, buta aksara bis akita hilangkan dengan cara memilih pasangan yang baik nan berwawasan/ tidak buta aksara terutama pasangan perempuan.

Baca juga: Busana Perempuan

Inilah pentingnya kita cerdas dalam memilih pasangan. Disisi lain dalam memilih pasang diharuskan melihat agama, paras dan nasab. Kita pun berhak melihat pasangan itu dari wawasan, kecerdasan atau jenjang pendidikannya juga. Agar nanti keturunan kita terhindar dan tidak menambah jumlah buta aksara di negeri tercinta ini.

Oleh karena perempuan adalah kunci untuk memberantas buta aksara. Dari sini kita tahu, bahwa untuk bisa mendidik, mengajarkan anak agar melek dengan aksara adalah salah satunya dengan Pendidikan yang tinggi walaupun Pendidikan tinggi bukan kunci utama dari keberhasilan mendidik dan mengajarkan anak agar melek dengan aksara. 

Pada intinya, perempuan harus tahu persis pentingnya dirinya dalam mendidik agar lebel perempuan sebagai madarasatul ula mampu berjalan dengan baik dan menjadi marasah yang baik pula.

Ketika seroang perempuan yang kemudian menjadi ibu dan akan menjadi madrasatul ula bagi anak memiliki pemahaman dalam mendidik dan mengetahui pentingnya wawasan pun juga membaca, maka buta aksara yang terjadi bisa saja terminimalisir bahkan hilang secara penuh. Karena mendidik seorang anak merupakan hal yang cukup rumit dikarenakan kita seorang perempuan perlu paham psikis atau psikologis anak dan apa apa yang diperlukan dalam mendidik anak.

Baca juga: Kebebasan Perempuan

Dalam seminar-seminar pra nikah sering sekali muncul sebuah kalimt "untuk mendapatkan anak yang cerdas dan pintar maka proses untuk menuju itu diawali dari proses memilih pasangan yang baik" bukan hanya sekedar memfasilitasi anak dengan Pendidikan luar yang bagus dan berskala international saja. Karena ketika kembali kerumah yang akan menjadi guru sejatinya guru bagi anak adalah perempuan yakni ibunya sendiri.

Angka tuna aksara di Indonesia yang dirilis oleh Kemendikbud pada Hari Aksara Internasional September lalu menyentuh angka 2,7 juta. Angka ini sudah mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Artinya kerja keras pemberantasan buta huruf sudah membuahkan hasil. 

Dari sini bukan hal yang tidak mungkin untuk menjatuhkan angka buta aksara ke angak terkcil bahkan 0 dengan memerankan kembali pentingnya Pendidikan seorang ibu dalam keluarga bagi anaknya.

Karena untuk menurunkan buta aksara bukan menjadi PR bagi pemerintah. Tapi ini merupakkan PR besar bagi orang tuanya sendiri. Pemerintah hanya memberikan fasilitas penunjang untuk bisa meminimalisir buta aksara terebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun