Mohon tunggu...
Abdul Rozak
Abdul Rozak Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadi Manusia yang memanusiakan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar dan menasehati diri sendiri lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Koleksi Gelar, Koleksi Mal (Harta)

10 April 2022   08:53 Diperbarui: 10 April 2022   09:13 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi saya Gelar Akademik seperti halnya Bonus (penting-gak penting), Saya Analogikan Seperti Bonus HP/Laptop saat Beli Mobil. Seseorang Beli Mobil karena kebutuhan kerja yang setiap minggu harus keluar kota, lebih murah daripada harus rental mobil setiap minggunya. 

Tapi ketika beli mobil tidak dapat bonus yang di janjikan ya orang akan protes "apa2an ini, masak janji dapat HP/laptop tapi kok kayak janji pejabat waktu kampanye". Gelar Akademik adalah bonus karena jerih payah belajar. Ibarat Buku, Isinya adalah Ilmu, covernya adalah gelar.

Tapi ada yang berpendapat idealis : "kuliah kok cari gelar/ijazah, kuliah cari ilmu!". Saya sendiri kuliah cari ilmu dan tidak naif utk mengatakan bahwa kuliah juga cari ijazah & gelar. Ada temen saya dropout dari kampus ternama di Jogja setelah menimba ilmu di kampus tersebut selama 7 tahun. Iya ilmunya dapat tapi kan kasihan tak dapat ijazah & gelar. Kalau melihat fenomena di Indonesia orang yang kerja sesuai spesifikasi keilmuan dibawah 50% (job oriented)

Koleksi gelar ada yang bertingkat (S1,S2,S3) ada juga yang satu tingkat Double degree (S.H & S.H.I). Ada juga kakak tingkat saya yang double degree kuliah di tempat yang sama dengan saya & ditempat lain. Yang saya amati dari dia kadang datang terlambat, atau jadwal bentrok (ini mungkin minusnya). Kelebihannya dapat dua spesifikasi keilmuan & tentu dua gelar. Double degree menurut saya melihat melihat kapasitas diri, yang maniak belajar monggo, yang santai dan selow seperti saya kayak ndak dulu deh...

Kalau koleksi gelar diidentifikasi sebagai koleksi ilmu (kita abaikan orang yang bergelar akademik tanpa berilmu), maka koleksi gelar lebih baik daripada koleksi mal/harta (tanpa mengesampingkan fungsi harta sebagai faktor pemenuhan kebutuhan hidup). 

. --

Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan, dan ilmu. Maka dia memilih ilmu, akhirnya dia diberi pula kerajaan dan hata benda (HR. ad-Dailami).

Kalau dibandingkan dengan koleksi amal soleh/kebaikan mana yang lebih utama ? mungkin dilain kesempatan bisa sampean tanyakan kepada ustadz2 yang kredible.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun