Mohon tunggu...
Abd Rahmat
Abd Rahmat Mohon Tunggu... Freelancer - Tinggal di Kab. Jeneponto, Sulawesi Selatan. Pernah Belajar di UIN Alauddin Makassar.

Di bawah kolong langit, semua setara.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Catatan: pandemi, larangan mudik dan cinta

10 Mei 2021   14:28 Diperbarui: 10 Mei 2021   21:43 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto:internet

Tahun ini pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan larangan mudik untuk menekan angka penularan virus corona.  Apalagi lonjakan kasus positif corona di India meningkat secara signifikan tentu sangat mengerikan. Tahun ini adalah tahun kedua menjelang hari raya umat islam pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik. Saya ingat betul tahun lalu betapa ketatnya kebijakan ini diberlakukan ditengah gencarnya penularan virus corona dan upaya penanganan dilakukan dengan segala cara.

Saya yang bekerja jauh dari kampung halaman tentu sangat sedih dengan kebijakan  ini betapa tidak momentum hari raya harus saya lewatkan tidak dengan bersama keluarga. Apalagi  kebijakan tersebut kembali diberlakukan. Saya mencoba mencari beberapa informasi tentang akses darat udara dan laut untuk pulang dan memang info yang ada semua dijaga ketat oleh aparat yang bahu-membahu dengan pemerintah.

Saya menghormati setiap upaya yang dilakukan pemerintah guna mencegah penularan virus corona. Hanya saja saya berjalan, melihat ditengah kota dimana saya tinggal sekarang lalu mencoba mengamati aktivitas kehidupan masyarakat seperti berjalan normal  dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Pasar buka tanpa protkol kesehatan, wisata buka dan banyak di kunjungi wisatawan, pusat-pusat perbelanjaan buka dengan protokol kesehatan yang terkesan seadanya. Jalan-jalan raya dipadati kendaraan roda dua dan roda empat, beberapa diantara mereka memakai masker dan kebanyakan diantara mereka tidak memakai masker. Kita seperti hidup normal tanpa terjadi sesuatu hal.

Lalu saya bertanya pada diri sendiri. Kenapa pemerintah tidak membiarkan saja masyarakat mudik dengan catatan protokol kesehatan yang ketat  ? kenapa pemerintah justru melarang masyarakat mudik disamping tetap mebuka pasar, pusat-pusat perbelanjaan dan wisata yang mengundang kerumunan dan justru lebih potensial menjadi cluster baru covid-19 ?

Wuhan adalah salah satu kota di Tiongkok dimana virus ini pertama kali muncul kini menggelar musik rock besar bertajuk Strawberry Music  Festival untuk memeperingati hari libur hari buruh. Mengutip asumsi.co (2/5/2021) ribuan orang berpesta dan berkerumun menikmati dentuman musik. Kondisi ini sekaligus menandakan bahwa wuhan sudah menang melawan ganasnya covid-19. Bahkan menurut penyelenggara konser setidaknya ada 11.000 orang yang memadati konser. Percaya diri warga Wuhan juga terlihat jelas ketika banyak warganya yang berkerumun tanpa menggunakan masker.

Walaupun menjadi tempat yang di duga pertama kali terjadinya pandemi covid-19, otoritas setempat menyebut bahwa saat ini wuhan sudah tercatat sebagai kota yang hampir bebas dari virus. Apa yang terjadi di wuhan tentu tidak lepas dari kerja keras dan konsistensi untuk menangani pandemi secara serius.

Lain halnya yang terjadi pada kita. Alasan ekonomi mungkin hal yang paling masuk akal yang kita lihat kenapa Negara seperti kelimpungan dan kebingungan dan itu terlihat dalam kebijakannya  soal larangan mudik. Kita juga banyak tertawa melihat tingkah  para petugas lapangan terkait dengan protkol kesehatan. Melarang mudik menjelang hari raya guna mencegah penularan virus adalah hal yang perlu kita hormati tapi membiarkan kerumunan-kerumunan lain tanpa protokol kesehatan yang ketat  tentu membuat kita bertanya ulang, apa ia pemerintah serius menangani pandemi ?

Beberapa hari yang lalu saya membaca headline media yang mewartakan beberapa warga Negara India yang lolos masuk ke Indonesia ditengah lonjakan kasus covid-19 di Negara tersebut. Padahal pemerintah sedang melakukan pengetatan dan larangan mudik lebaran demi menekan penularan covid 19. Di tambah TKA cina juga lolos masuk ke Indonesia bahkan berhasil menyewa pesawat yang lansung mendarat di Morowali sulteng.

Ahmad syahroni adalah seoarang anggota DPR sekaligus wakil ketua komisi III dengan terang mengatakan bahwa petugas imigrasi tidak mungkin meloloskan TKA cina tanpa proses yang ketat, jadi itu sudah sesuai dengan prosedur apalagi mereka datang ke Indonesia punya tujuan yang esensial yakni bekerja di proyek strategis nasional kita. Kan sampah !!

Bagi orang yang bekerja jauh dari kampung halaman tentu sangat sedih dan terpukul dengan kebijakan ini. Saya mesti merayakan hari raya untuk kali kedua tanpa bersama dengan ibu, adik dan keluarga. Kali kedua juga saya tidak bisa mengunjungi makam almarhum bapak sehabis sholat id yang meninggalkan kami sejak 4 tahun yang lalu untuk datang ziarah dan mendoakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun