Mohon tunggu...
Abdi Parasian Simamora
Abdi Parasian Simamora Mohon Tunggu... Lainnya - STAR XIX 2023

Write for eternality (Pram)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

6 Serangkai di 2212 Mdpl

11 September 2022   02:35 Diperbarui: 11 September 2022   02:46 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Penanda waktu tiba di Puncak Kawah Sibayak/Dok pribadi

Selesai, kami berdoa meminta restu kepada Sang Kuasa agar diberkati perjalannnya. Yeay, perjalanan kami dimulai dari post I dengan mengangkat barang masing-masing, sementara Torang hanya bawa diri karena kondisi sedikit tidak fit. 

Melewati jalan sunyi, gelap dan ditemani desiran suara fauna di sekitar kaki gunung menambah nikmatnya perjalanan pendakian itu. Dingin suhu di hutan Sibayak memaksa kami agar menambah laju. 

Kami harus berhenti 2 kali sebelum mencapai post selanjutnya, agar tidak terlalu kelelahan mendaki yang kondisi jalannya cukup ekstrim. Sering Torang harus mual-mual barangkali terjadi karena masuk angina ditambah kondisi perut yang tidak dalam kondisi terbaiknya. 

Tak lama lagi, kami tiba di Post II, dan sebelumnya membayar administrasi masuk kawasan. Dan langsung, Torang memanaskan badan di suatu bekas bakaran kayu. Sementara yang lain, mencari lokasi pendirian tenda untuk beristirahat karena jam sudah larut juga. Tak lama dapat juga lokasi yang cukup strategis dan memang kosong dan sudah biasa letak mendirikan tenda. 

Mereka merakit dan mendirikan tenda, dimana awalnya cukup sulit karena bentuk tenda yang sedikit berbeda dari biasanya. Mereka saling tertawa di tengah dinginnya udara di kaki gunung. 

Selanjutnya bersama Torang kami lekas ke lokasi tenda didirikan. Mencoba mendirikan tenda, dan mencocokkan bagian-bagian kaki tenda, serta susunan tenda mana yang harus di luar dan di dalam. Kerangka tenda yang kurang familiar, dan kami bingung dibuatnya. 

Di jam 00.30 WIB yang seharusnya waktu sudah istirahat, kami masih berjuang mendirikannya. Untung, di tengah kebingungan tersebut, sesama pendaki lain di samping tenda kami, berniat membantu kami mendirikannya. Dan selang sepuluh menit, tenda kami sudah selesai dan siap digunakan.

Dalam cerita bersamaan, Torang mendapat pertolongan pertama yaitu segelas jahe panas untuk menghangatkan badan dan mengurangi masuk angin. Dan selekas itu, dia langsung tidur beristirahat. Dan tak lama setelah tenda selesai, kami berinteraksi dengan pendaki di sebelah tenda kami. 

Di perkenalan itu mereka beranggotakan 6 orang juga, pendaki asal Pematang Siantar yang posisinya esoknya mereka hendak turun kembali ke daerah masing-masing. Tak lama kemudian kami memojok masing-masing ke tenda dan istirahat melepas capek. Sementara Daniel memilih cerita canda tawa dengan sesama pendaki itu sampai menemu subuh pagi.

Selepas pagi, semua terbangun dan langsung menyalakan api untuk memasak air untuk membuat beberapa gelas teh penghangat. Kami bersantai menikmati suasana malam ditemani dengan rokok, dan roti eceran yang kami bawa dari bawah. Selekas semua bangun, kami sembari menikmati udara pagi dan suasana di bawah kaki gunung. 

Banyak turis mancanegara maupun lokal yang lalu lalang naik turun gunung. Kami juga semakin excited untuk segera mendaki menapaki perjalanan ke puncak Sibayak. Segera kami memasak sarapan pagi, melipat tenda, dan membersihkan areal di sekitaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun