Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Keong Racun Pun Meledak

30 Juli 2010   09:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:27 4257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_210581" align="alignright" width="300" caption="Jojo dan Sinta si Keong Racun (Sumber gambar: http://achiles-punyablog.blogspot.com)"][/caption] Keong Racun akhirnya meledak, karena di blow-up oleh media massa. Media massa sebagai kekuatan keempat setelah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, mampu membuat sesuatu yang dulunya tak dikenal menjadi terkenal di mana-mana. Itulah salah satu hasil blow-up dari media massa. Jadi, tak heran kalau banyak selebritis, politisi, hingga individu-individu tertentu memanfaatkan kekuatan media massa ini untuk meraih popularitas dan menaikkan citra atau imej. Dulu, zaman Pak Harto, media massa diredam, hingga tak bebas menyuarakan aspirasinya. Melalui wacana Kebebasan Pers yang Bertanggung Jawab, segala gerak-gerik media massa dipantau. Kalau ada yang melanggar wacana ini, pembredelan pun siap dilakukan terhadap media massa yang bersangkutan. Pak Harto sangat menyadari kekuatan media massa itu, hingga dia hanya mengizinkan satu media televisi dan membatasi penggunaan parabola pada masa kekuasaannya, serta memberlakukan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Tujuannya agar masyarakat tak terkontaminasi dengan berita-berita dari luar. Tak aneh, jika media massa pada masa itu menjadi corong pemerintah. Pemberitaan media massa pada masa Orde Baru itu hanya berisi keberhasilan pemerintah dalam pembangunan. Rakyat pun tak pernah mendapat informasi tercela tentang pemerintah dari media massa. Semua sisi negatif pemerintahan tak pernah di-blow-up oleh media massa. Berbeda dengan penguasa sekarang. Media massa Orde Reformasi bebas sebebas-bebasnya, tanpa kendala. Rakyat bebas mendapatkan akses informasi tentang apa saja. Media massa bebas mengkritik kinerja penguasa. Bahkan hal-hal negatif dari suatu kebijakan penguasa akan sangat mudah di-blow-up. Jadi tak heran juga, kalau penguasa sangat jengkel dengan media massa, karena yang di-blow-up oleh media massa hanya sisi negatifnya semata, tanpa melihat keberhasilan yang sudah dicapai. Berkat kekuatan media massa itu pula, Jojo dan Sinta yang menyanyikan lagu Keong Racun di youtube tersebut mendadak terkenal di mana-mana. Media massa melalui fungsi agenda setting-nya mampu memilih mana yang ingin dia blow-up mana yang tidak. Apabila hal ini disadari penguasa, popularitas mereka pun bisa menyamakan si Keong Racun. Syaratnya, mereka harus dekat dengan media massa dan mampu membuktikan kalau mereka itu memang yang terbaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun