Berdiri dan Runtuhnya Kesultanan Islam di Nusantara
Islam masuk ke Nusantara adalah dimulai pada abad ke tujuh Masehi terlepas adanya banyak perbedaan pendapat tentang hal itu tetapi yang pasti sebelum adanya para pemeluk Islam di nusantara telah terlebih dahulu di ketahui bahwa telah ada aktivitas perdagangan lintas negara di kala itu baik itu dari cina kuno kemudian India kuno sampai Mesir kuno yang melintasi kota- kota Pelabuhan di nusantara.
Kota- kota pelabuhan di kala itu adalah tempat paling sibuk di nusantara seperti samudra pasai di malaka barus di Sumatra sunda kelapa di Jawa barat Demak di Jawa tengah gersik di Jawa timur Kutai kerta negara di Kalimantan timur Gowa di Sulawesi dan terakhir Ternate dan Tidore di maluku, dimana disitu berlangsung hubungan dagang antar penduduk setempat dengan orang- orang arab dan cina dan India .
Hubungan dagang antara penduduk asli pulau- pulau di nusantara kala itu awal mulanya hannyalah sebatas hubungan dagang biasa yang dilakukan antar kerajaan kerajaan Buda dan Hindu dengan kerajaan cina dan India serta Arab di pelabuhan yang lambat laun sedikit banyak menguntungkan kerajaan -- kerajaan Buda dan Hindu di nusantara.
Hubungan dagang antar kerajaan di pesisir Nusantara pada akhirnya naik pada tingkat dimana orang- orang asing dari luar Nusantara dapat memiliki hak menetap dan tinggal di wilayah-wilayah pelabuhan kerajaan- kerajaan nusantara, ada orang -orang cina India dan juga orang Arab yang mana dari tempat-tempat tinggal mereka terbentuklah perkampungan pesisir pulau -- pulau di nusantara.
Dari kampung-kampung tersebut mulailah penduduk-penduduk lokal daerah pesisir berbaur dengan mereka para pedagang asing yang mendiami daerah-daerah tersebut yang tentunya dari proses itu lama kelamaan banyak dari kedua belah pihak tadi yang saling mengenal dan mempelajari adat-adat kebiasaan satu sama lainnya dan bahkan sampai menuju ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan antara gadis -- gadis penduduk lokal pesisir dengan pedagang dari luar nusantara.
Hasil dari perkawinan beda negara itu dapat kita lihat dan jumpai keturunan -keturunan mereka sampai saat ini seperti di daerah Aceh dan ini adalah yang paling jelas karena Aceh adalah gerbang bagi selat malaka kemudian di daerah- daerah lainnya di pesisir laut Sumatra Jawa Kalimantan dan Sulawesi bahkan Papua akan tetapi terdapat perbedaan yang amat sangat mencolok di antara para pedagang tadi dari segi interaksi mereka kepada penduduk lokal.
Dalam hal berinteraksi pedagang- pedagang selain arab cenderung hanya berkutat pada hal- hal yang berbau bisnis saja tanpa berpikir tentang budaya kebiasaan penduduk asli nusantara adapun orang orang arab mereka dengan agama islamnya membawa nafas adab- adab keislaman yang dari situ masyarakat lokal menjadi sangat bersimpati serta jatuh hati pada agama mereka yaitu Islam.
Pedagang -pedagang arab juga tak pernah lupa untuk berdakwah bahkan sampai-sampai penguasa penguasa hindu buda di nusantara takjub dan memilih islam sebagai agama mereka , penguasa hindu yang masuk islam antara lain raja samudra pasai sultan malikussaleh yang awalnya bernama marah sileu adapun di jawa ada raden mas jimbun yang masuk islam dan menjadi raja Demak pertama dan berganti nama menjadi Raden fatah di susul pula dengan raja kutai di kalimantan dan para Daeng di Sulawesi yang masuk islam .
Proses islamisasi ini tidak lepas dari melemahnya kerajaan- kerajaan di nusantara kala itu karena konflik intern dalam kerajaan dan menguatnya posisi pedagang arab di nusantara yang akhirnya mereka dapat mengislamkan mayoritas penduduk nusantara kala itu.
Dari proses islamisasi ini terbentuklah kerajaan kerajaan Islam di nusantara seperti Samudra pasai , Aceh Darussalam,peurlak , Indrapura, Malaka , Palembang, Kutai , Sunda kelapa, Banten , Cirebon, Demak, Mataram Islam, Makasar,Buton , Pontianak, kerajaan ,kerajaan kecil di maluku ,ternate, Tidore yang mana kerajaan kerajaan ini nantinya akan hancur di tangan penjajah nasrani katolik portugis yang masuk ke gerbang selat malaka pada abad 13 M dan protestan belanda yang masuk di abad 16 M .