Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kekasihku, Kau Menghardik Kebenaran Cintaku

9 Desember 2020   06:31 Diperbarui: 9 Desember 2020   06:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekasih
Sepagi ini
Dingin
Hening
Kaku
Luka
Menganga
Akibat manusia

Ya, malam kemarin aku sedang termenung dalam kesendirian. Entah apa yang sedang aku pikirkan sehingga aku sedikit linglung. Sedikit teringat ketika kau menghardik aku atas benarnya cinta untukmu. Kau masih ingat, Kekasih?

Mungkin seperti ini
___________________

Kangmas, jangan kau penjarakan aku dengan janji manismu. Jika pada akhirnya hanya menua dalam lautan ketidakpastian dan kenyataan yang semu. Tapi cukup janjikan aku. Bahwa, Sampai kapanpun kau akan tetap berada di sisiku, menjaga dan membahagiakanku dengan caramu sendiri. Sampai maut memisahkan kita untuk selama-lamanya.

Sudah terlalu banyak kepahitan dan kebohongan yang sering terjadi dalam rumah cintaku. Bahkan, pengkhianatan sekalipun, sudah berulangkali aku terima dari orang-orang yang pernah sempatkan dirinya untuk singgah dalam hidupku. Lalu pergi begitu saja, setelah sukses melepaskan segala penat dan kesepiannya.

Jadi aku harap. Jika kedatanganmu ini benar-benar berlandaskan pada cinta yang tak pernah mendua. Maka kupastikan! Segala hidupku semata-mata hanya untuk tetap berada di sisimu, sampai kau dan aku terikat dalam kesakralan cinta yang abadi. Hingga yang mampu meruntuhkan dan bisa memisahkan kita kelak nanti. Adalah ketika kehidupan kita yang fana ini digantikan dengan kehidupan yang kekal.

Di mata Tuhan. Aku hanyalah seonggok daging hina, yang hari ini masih terus mencoba untuk mengubur segala kekelaman yang pernah menaungi hidupku di masa lalu. Dan berusaha untuk kembali memperbaikinya dengan mengikuti segala firman-Nya.

 Maka aku harap! Kehadiranmu ini adalah kehadiran yang semata-mata berpegang teguh untuk menjadi imam dalam ibadahku dan senangtiasa membimbing aku dalam hal kebaikan untuk menuju rumah suci-Nya.

***
Dan Hari ini, Kekasih.
Telah kupastikan, cintaku satu untukmu
Dan semoga juga engkau, iya sama

Berhentilah meragukan kehadiranku. Sebab kedatanganku bukan atas dasar hasutan hawa napsu, melainkan mengikuti jeritan hati penuh dengan kayakinan. Bahwa mencintaimu adalah sebuah keharusan yang tak bisa dibantah atau dianulir kembali. Dan ingin memilikimu adalah semata-mata berdasarkan pada paksaan perasaan yang terus merontah dalam dada.

Jika kau bicara Tuhan dan kalau memang di mata Tuhan tidak ada manusia yang sempurna. Atau bahkan sekalipun ada yang sempurna menurut dalam pandangan kaca mata-Nya yang tidak pernah kita ketahui. Tapi bagiku! Kau adalah sosok yang paling sempurna di mataku. Dan Tuhan pun mengakui kebenaran akan hal itu.

Jika kehidupan di dunia ini hanya sekali saja. Maka begitu juga dengan cintaku, sekali cinta tetap satu sampai mati. Tapi kalau kau masih ragu hanya karena kita hidup di atas skenario Tuhan; semua yang kita yakini hari ini dan kapan saja bisa berubah sesuai dengan kehendak-Nya. Maka yakinlah! Tidak ada orang tua di dunia ini yang tega menyakiti hati anaknya dalam melakukan kebaikan dengan niatan yang  begitu tulus.

Begitupun juga dengan Tuhan! Tangan-Nya tidak sejahat itu memisahkan sepasang hati hambanya yang sudah berniat baik untuk saling melengkapi dengan janji sehidup-semati. Karena ini adalah salah satu bentuk ketaatan kita sebagai ciptaan-Nya untuk menjalankan apa yang telah Dia perintahkan menuju kesempurnaan ibadah kita. Lantas kenapa kau harus meragukan tangan Tuhan akan memisahkan kita?

Aku memang sosok yang tidak terlalu tahu banyak tentang aturan-aturan Tuhan. Tapi aku punya kepercayaan, bahwa segala yang baik akan selalu menua juga pada kebaikan. Maka genggamlah erat-erat jemariku, dan pastikan kau sudah menggenggamnya. Aku ingin memperkenalkan padamu. Tidak ada nama lain yang tertanam dalam relung dada ini, selain namamu.

***
"Semoga Tuhan mendengar segala niatan tulus yang kita ungkapkan hari ini. Dan semoga saja Dia menyatukan kita dalam rumah cinta yang abadi sesuai dengan segala harapan yang kita kirimkan"

Amiiin

Kediri, 08 Desember 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun