Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bermalam di Atas Ilusi

22 Oktober 2020   14:03 Diperbarui: 22 Oktober 2020   14:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermalam di atas ilusi
___________
Katamu: Kekasih!
Wajah zaman kian ngeri
Kita ditakluki hanya dengan kelingking menusuk licik
Lakon demi lakon monoton suguhkan misteri


Kita sudah gemar bertanya
Tapi pertanyaan demi pertanyaan digilas kaki tanpa menaruh kasih
Kemudian kau juga bertanya
Apakah pijak habis di sini?


Aku hanya sanggup berdiam diri
Merangkul jejak dibawah taplak purnama
Meramu semoga di atas geladak sunyi
Menyulut pelita hati menanti rindang yang sungguh gelandangan
Untung aku tak sekejam penguasa
Tak sekejam kapital
Tanpa puasa mengikis buas
Maka akupun tak diam melihat tanyamu yang bimbang


Oh tidak manis!
Menangis bukan solusi mengais sejahtera
Diam bukan bom yang sanggup merobohkan kebobrokan
Namun retorika juga bukan nuklir
Sekali menukik sanggup meninabobokan segala
Aku hanya sejenak berdiam diri
Menggauli sunyi diperbatasan sadar sebelum tenggelam dalam lautan mimpi paling asin


Sebab aku yakin
Merenung adalah menenun kata hati usai berarak menanggalkan seutas tali
Kekasih!
Pijakku tak tamat di sini
Tapak tetap memanjat tebing waktu yang curam
Tangan tetap meraih harap dalam telapak orang-orang curang
Suram tanpa siraman bias pelita


Selebihnya
Temui aku di atas perahu malam
Berlayar bersama purnama
Bercerita iringi gelombang
Takluki buasnya Segi Tiga Bermuda

Hingga kau tahu
Renungan adalah nahkoda yang tengah menata lembut tuk menakluki ombak
Retorika adalah deruh kapal
Dan pelaksanaan adalah baling-balingnya


Kita perlu jauh berlayar, Gadis!
Memancing sunyi
Sodorkan senyum manis
Sembari menata lorong kepala yang masih picik

Kediri, 22 Oktober 2020

Abdul Azis Le Putra Marsyah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun