Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bersabarlah, Nak

22 Oktober 2020   06:31 Diperbarui: 22 Oktober 2020   06:50 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Asfiani Mugisari

*BERSABARLAH NAK*  _(Puisi untuk Didedikasikan Kepada Santri/ Santriwati)_

Awan berarak di langit perak
Lereng sri gunung menjulang tegak
Pesona Serayu tenang membelah panorama
Sejuk, hawa seolah membujuk, menari memanggil hati

Kaki telanjang bosah ingusan
Menapak jalan curam nan tajam
Ceria menghalau gundah
Agar tak singgah memecah langkah

Nak ...
Biarkan emak dan bapak
Membalik tanah ini dengan tenaga
Menabur pupuk cinta untuk semaikan benih asa

Tuntutlah ilmu semampumu
Berguru tak cukup pada emak bapakmu
Kejarlah hingga ke seberang
Kelak dinanti di sini, membangun tanah sendiri
Demi peradaban dan akhlak mulia
Restu dan doa senantiasa tertup di pucuk kepala

Nak ....
Kerinduanmu pada kami di sini
Tak sebanding perjuangan hati menahan diri
Melihat dan memelukmu, lewat untaian doa
Sabar sebentar hingga waktunya tiba
Melihatmu menjinjing ilmu berhias toga di kepala
Dihari itu, hari kemenanganmu

Nak ....
Kemarau di sini belum pergi
Meski, musim seharusnya telah berganti
Apa kabarmu sang santri?
Hujanilah akhlak sanubari agar terus jadi musahabah diri
Sebagai generasi negeri

Nak, ingat!!
Santri bukan hanya soal profesi
Apalagi bercita-cita sebagai Kyai
Mensucikan diri dan mengharap ridha ilahi
Seharusnya menjadi ekspetasi

Santri adalah tentang mengabdi
Mengabdi kepada Kyai dan Bunyai
Mengabdi kepada Negri
Mengabdi kepada Illahi

Mengadbdi adalah tentang kerlaan hati
Matuh dan taat kepada hati
Dengan realisasi untuk terus mengaji
Pantang untuk sampai tersakiti

Mengabdi adalah tentang pengorbanan diri
Berusaha tanpa henti
Tetap tegap berdiri dengan gagah berani
Untuk memperjuangan keadilan negri

Mengabdi kepada ilahi
Adalah puncak dari pengabdian santri
Keberadaan diri sudah tidak penting lagi
Karena dicintai ilahi
Adalah tujuan hidup yang hakiki

Lihat mentari!!
Ia tidak pernah bosan untuk terbit dipagi hari
Dan terbenam disore hari
Sesekali ia sembunyi
Dibalik awan yang selalu tertata rapi

Begitulah seharusnya santri
Terus mengabdi tanpa henti
Terus memperbaiki diri
Dan tetap menomor satukan ilahi

Nak, bersabarlah.
Lelahmu akan menjadi lillah

Kediri, 22 Oktober 2020
Buah Pena: Abdul Azis Le Putra Marsyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun