Mohon tunggu...
Abd Rahman
Abd Rahman Mohon Tunggu... Guru - Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Saya biasa dipanggil Rahmanesto, saya aktif diberbagai komunitas sosial, pendidikan dan kepemudaan. saya suka menulis berita, opini dan puisi. suka dengan perubahan dan kemajuan, terbuka untuk semua kalangan, suka diskusi dan hobi bersepeda, kulineran dan nonton musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Ular Putih Penunggu Sungai

30 Desember 2022   12:29 Diperbarui: 30 Desember 2022   12:35 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi dan Dokumen Poto-Pribadi). 

Saat pagi tiba, aku melihat lukisan awan menyatu dalam sejuknya embun. Menikmati kicauan burung, padi yang menguning, dan burung-burung terbang hinggap di dahan-dahan pohon. Tanah yang subur, dan sungai membentang mengalir begitu indahnya. 

Anak-anak kecil berlarian di sawah-sawah petani. Ada yang bermain layangan,bermain lumpur dan mencari ikan kecil yang menepi di selokan. Tampak lelaki tua lengkap dengan cangkulnya menghampiri anak-anak itu. Orang tua itu bernama Pak Harun, salah satu banyu urip yang bertugas mengairi air ke sawah-sawah petani. 

Pak Harun mulai khawatir pada anak-anak yang bermain itu.Karena beberapa hari yang lalu ada petani yang meninggal di tepi sungai tak jauh dari tempat anak-anak itu bermain. 

" Kesini bentar, Nak!!"panggil Pak Harun. Lalu, anak-anak mulai berlarian menghampiri lelaki tua itu sambil tersenyum. 

Anak-anak itu ternyata Adi, Yudi, Opek , Hendri dan Buhari. Mereka anak-anak yang tergolong aktif dikampungnya. 

" Ada apa Pak? "tanya Adi, pada pak Harun. Pak Harun mulai menghela nafas dalam-dalam. Lalu, Pak Harun mulai menceritakan kejadian yang dialami petani yang meninggal di tepi sungai tak jauh dari tempat bermain anak-anak itu. 

" Begini,kemarin ada petani yang meninggal digigit ular nak, tak jauh dari tempat kalian main layangan tadi"kata Pak Harun

" Terus, apa hubungannya dengan kami Pak?"celetuk Hendri, yang penasaran pada cerita Pak Harun. Pak harun, mulai melanjutkan ceritanya. 

" Di tepi sungai itu, konon ada ular besar yang menjadi salah satu penunggu di kawasan ini. Dan menurut cerita masyarakat, tempat itu angker dan sering meminta korban" lanjut Pak Harun dengan ceritanya. 

"Kita tangkap saja ularnya Pak!"sambung Opek yang tampak beringas diantara temannya yang lain. Sosoknya terkenal nakal dan jagoan diantara temannya yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun