Mohon tunggu...
Abd RaufWajo
Abd RaufWajo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri Ternate

Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri Ternate

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penyelesaian Studi S3 di Masa Pandemi

18 Januari 2022   06:32 Diperbarui: 18 Januari 2022   08:21 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memperpendek waktu belajar bukan berarti mengabaikan kualitas dan mekanisme pembelajaran. Namun dibutuhkan perjuangan, kerja keras dan yang lebih terpenting adalah menjaga stabilisasi kesehatan sebagai faktor eksternal yang biasanya sangat mempengaruhi capaian target. Karena hemat saya, studi S3 tidak selalu ditentukan oleh kecerdasan, melainkan yang tak kalah pentingnya adalah kesehatan, kemauan dan kesempatan. 

Cerdas memang dibutuhkan tetapi kesehatan dan kesempatan adalah penentunya. Kesempatan yang saya maksudkan adalah pendapatan, peluang dan kemudahan dalam melewati proses studi.

Seperti kata bijak, proses tidak menghianati hasil. Alhamdulillah dengan berbagai persoalan yang dihadapi selama penyelesaian disertasi di masa pandemik Covid 19, tahapan demi tahapan ujian dapat dilewati dan sampailah saya pada promosi doktor pada tanggal 27 Juli 2020 secara virtual (online) dan dinyatakan lulus studi S3 di UIN Sunan Ample Surabaya sesuai target yang telah direncanakan. Walaupun juga disadarai masih banyak kekuarangan yang mesti dibenah menuju kesempurnaannya.

Merupakan suatu kehormatan dan kebagiaan menyertai saya sekeluarga setelah mendengar hasil Yudisium Ujian Terbuka Promosi Doktor secara virtual (online), dibacakan oleh Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Prof. Dr. Aswadi, M. Ag.  Selaku Ketua Sidang, beliau menyampaikan bahwa saya diluluskan sebagai Doktor yang ke 585 (lima ratus delapan puluh lima) di UIN Sunan Ampel Surabaya. Sontak sekeluarga dan hadirin bertepuk tangan dibarengi riak kecil di pandopo rumah, sehingga nyaris mengacaukan suasana ujian yang masih berlansung.

Penyamatan gelar ini bukanlah akhir dari suatu pengembaraan dalam dialektika pengetahuan, melainkan awal untuk menyelami sisi terdalam dari banyaknya kekurangan yang saya miliki, sekaligus menyadari arti pentingnya sebuah pengetahuan yang telah diperoleh untuk dimanfaatkan bagi kepentingan khalayak. 

Lulus dalam ujian promosi doktor bukanlah pula berarti saya telah sampai pada derajat kesempurnaan. Justru tahapan ini adalah teropong dalam menelusuri banyaknya kelemahan dan kekurangan, sehingga dapat berikhtiar untuk menghindari keangkuhan maupun keakuan.

Mencapai gelar doktor bukanlah mimpi dalam hidup saya. Sebab saya dibesarkan dalam keluarga berpendidikan paling rendah dan jauh dari kata sejahtera. 

Sebagai orang desa, saat itu pendidikan yang paling tinggi menurut kami hanya SMA/MA/SMK, sedangkan kuliah adalah momok yang menakutkan karena keterbatasan ekonomi yang kami miliki. Bahkan menjadi dosen pun bukanlah cita-cita, melainkan nikmat Tuhan yang dititipkan diluar persangkaan hambannya. 

Cita-cita saya malah ingin berusaha agar makan lebih baik dari tetangga, makan nasi, ikan saos serta menu lain lebih bergizi. Maklumlah karena hidup kami sekeluarga di kampung tak sebaik penduduk pada umumnya. Itu sebabnya menjelang akhir hayat ayah saya, beliau hanya berpesan "jadilah orang yang bermanfaat bagi yang lain dan berusahalah untuk tidak memanfaatkan orang lain". Bukan wasiat harta, karena memang orang tua saya tidak memiliki banyak harta untuk diwasiatkan.

Pesan ayah tentang jadilah orang yang bermanfaat rasanya terlalu makro, sehingga perlu diterjemahkan pada aspek yang lebih mikro. Saya baru menyadari begitu simpel dan bermaknanya pesan tersebut ketika menjelang usia remaja. Bahwa menjadi orang yang bermanfaat untuk kemaslahatan khalayak tidak mengenal ruang dan waktu. Sehingga dosen atau apapun pekerjaannya hanyalah fasilitas yang disediakan Tuhan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan orang lain. Dan itu lebih baik daripada memanfaakan orang lain untuk kepentingan hidup sendiri.

Penyelesaian studi S3 ini merupakan berkah Tuhan yang dianugrahkan sebagai imbalan atas doa dan perjungan saya bersama Ibu, Istri anak-anak serta keluarga. Tak heran jika diakhir pengumuman hasil kelulusan yang dibacakan oleh direktur pascasarjana, kami sekeluarga terharu sampai meneteskan air mata. Sebab hal ini adalah capaian luar biasa yang belum pernah kami bayangkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun