Mohon tunggu...
Abby Crisma
Abby Crisma Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Allah Biasa | Anak'e Ibu | Citizens

Simply, writing for relaxing.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemburu di Hutan Lindung

25 Mei 2023   16:47 Diperbarui: 4 Juni 2023   22:43 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hunter goes for working (Photo by Gabriela Palai via pexels.com)

Para pemburu memasuki hutan lindung
yang ternyata, tidak semelindungi itu.

Kayu-kayu meraung. Perutnya kesakitan.
Floem payah. Ia rayu xilem agar tetap minum
"Tahan lapar kita dengan kapur," sarannya.

Daun-daun menangis tiap pagi dan petang
Lamina berupaya mengusap titik demi titik
tapi pucuk tak terbendung mencurahkan garis.

Akar-akar yang bermimpi tinggi, sudah tertindas sejak lahir.
Mau tidak mau harus padam, tetap mengakar.
Mengindahkan hajat-hajat langit dan
hasrat orang-orang penting
setinggi langit.

Para pemburu memasuki hutan lindung
yang ternyata, tidak senyaman itu.

Mereka berangkat dengan tangan kosong
Bahkan rumput dan semak tidak peduli.
Pepohonan juga enggan memberi upah
sekalipun dengan daun tua yang gugur
di depan mata mereka.

Baca juga: Penghambat

Mereka hanya membawa beban
di pundak
Semangkuk pemuas dan perbekalan
di perut
Senapan laras panjang yang diasah pikiran
di punggung
dan sehebat-hebat harapan;
Apakah ada seekor mangsa yang berhasil tertembak
pincang?
atau malah sukses mengajarkan rusa cara melarikan diri
kencang?

Yogyakarta, 2023

Baca juga: Cendrawasih

Gambar pinjam: 1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun