Mohon tunggu...
Bayu Ilham Sulaiman
Bayu Ilham Sulaiman Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Dewan Perwakilan Politik

Mahasiswa Prodi Komunikasi PJJ Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Di Balik Aksi Mei 2019

22 Mei 2019   13:47 Diperbarui: 22 Mei 2019   17:45 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta aksi Mei 2019 berhadapan dengan polisi di depan kantor Bawaslu | tempo.co

Aksi Mei 2019 adalah aksi yang dilakukan pada tanggal 21-22 Mei 2019. Aksi ini dilakukan oleh sejumlah pendukung paslon 02 (Prabowo-Sandi), dengan tujuan untuk mendiskualifikasi pasangan calon 01 (Jokowi-Ma'ruf) yang mereka yakini telah berbuat kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan juga masif dalam pemilihan umum 2019.

Namun aksi yang sebelumnya dibilang sebagai aksi super damai nyatanya tidaklah sedamai seperti namanya. Suara teriakan kesakitan, ceceran darah yang kental, bahkan korban jiwa turut mengeruhkan aksi yang awalnya dibilang damai ini.

Aksi yang diselenggarakan oleh banyak sekali orang ini, tidaklah mungkin dilakukan oleh seluruh pendukung paslon 02. Dalam ilmu demo/aksi, kita tahu bahwa yang ada di dalam kerumunan tersebut terdiri dari 3 golongan. Golongan pertama adalah yang berdemo/beraksi, golongan kedua adalah pihak yang mengamankan demo/aksi (seperti polisi dan TNI), dan golongan ketiga adalah orang yang menyusup dikalangan pendemo namun dengan niat untuk membuat jelek kalangan pendemo tersebut.

Hal ini memang sangatlah memungkinkan karena dalam teknik memfitnah paling ampuh adalah "Jika seseorang mau merusak sesuatu, jalan yang paling ampuh adalah menjadi bagian dari sesuatu tersebut, lalu merusaknya dari dalam. Maka masyarakat akan tercuci otaknya dan mengatakan bahwa sesuatu tersebut rusak/kotor/tidak baik. Dan akhirnya masyarakat akan membenci sesuatu tersebut dan membenci pula siapapun yang melakukan sesuatu tersebut."

Contohnya seperti jihad. Seseorang yang mau merusak perkara jihad adalah dengan cara berpura-pura menjadi bagian dari jihad tersebut, namun disetir terbalik dengan cara jihad itu dibuat seperti teroris. Akhirnya sampai sekarang masyarakat tercuci otaknya, apabila mendengar kata "Jihad" maka dibayangkan dengan tindakan terorisme dan perbuatan yang sangat jahat.

Peserta aksi Mei 2019 sedang melaksanakan ibadah sholat | Sumber: pontianak.tribunnews.com
Peserta aksi Mei 2019 sedang melaksanakan ibadah sholat | Sumber: pontianak.tribunnews.com

Sama seperti aksi ini, apakah Anda yakin seluruh peserta aksi adalah bagian dari pendukung 02 yang menuntut keadilan? Apakah Anda yakin yang rusuh itu bagian dari 02 semuanya? Ya, mungkin ada, tapi tidak semuanya. Saya meyakini bahwa yang rusuh (seperti media beritakan) itu kebanyakan bukan berasal dari 02, tapi pihak lain yang ingin membuat jelek aksi yang dibuat oleh 02.

Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya, yang mungkin Anda akan berpikir bahwa saya tidak netral dalam menulis ini. Karena saya adalah orang yang objektif dalam berpolitik. Saya mengajak teman-teman untuk berpikir kembali jika teman-teman dengan asal dan tanpa pengamatan langsung menghakimi pihak 02 yang seluruhnya berbuat rusuh pada aksi ini. Karena saya tahu, apa yang kita lihat sekarang, belum tentu sesuai dengan apa yang ada di lapangan.

Apakah Anda pernah melihat maling kecil dipukul dan ditendang hingga babak belur? Bahkan ada yang sampai dilindas dan dibakar. Apakah Anda yakin orang yang membuat babak belur itu dikarenakan mereka sangat benci dengan maling? Saya tidak yakin sepenuhnya.

Pasti diantara mereka memang berotak -bahasa halusnya- tidak pintar dan berperilaku anarkis yang memang tangan dan kakinya sedang gatal ingin mukulin dan nendang orang. Nah, karena sedang ada maling, makanya mereka melampiaskan seluruh emosinya kepada si maling, dengan memukulnya, menendangnya, membakarnya, hingga melindasnya dengan kendaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun