Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan di Balik Kisah Sya'ban RA

5 Oktober 2022   05:24 Diperbarui: 5 Oktober 2022   05:29 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Renungan Di Balik Kisah Sya'ban RA

Tulisan ini ditujukan khususnya untuk diri sendiri, dan umumnya untuk siapa yang membacanya. Harapannya memberikan inspirasi untuk berbuat baik. Semoga demikian.

Dikisahkan langsung dari istrinya ketika beliau dikunjungi Nabi Muhammad SAW. Sebelum wafat suaminya berteriak 3 kali. Setiap teriakan dia mengucapkan "Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, dan aduh kenapa tidak semua,"

Istri Sya'ban lantas menanyakan hal itu kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Nabi pun menyampaikan pesan bahwa Allah sedang memperlihatkan segala yang telah diperbuat Sya'ban saat sakaratul maut.

Teriakan pertama. Saat berjalan menuju masjid untu shalat jamaah, Syaban meluangkan waktu 3 jam jalan kaki. Perjalanan bukan sebentar, bukan perkara mudah. Langkah yang banyak diperlihatkan ganjaran apa yang diperoleh yakni syurga. Penyesalan pun menyeruak, spontan teriak "Aduh, kenapa ga lebih jauh" biar pahalanya lebih banyak. Begitu Sya'ban menyesali perbuatannya.

Teriakan kedua. Ketika di musim dingin, dia sengaja memakai pakaian dua lapis. Namun dalam perjalanan ke masjid, dia menjumpai seorang yang kedinginan. Dengan melepas pakaian luarnya dan dipakaikan kepada yang ditolongnya, sekalian diajak shalat berjamaah. Orang yang ditolong pun terbebas dari suhu dingin yang menggigit.

Diperlihatkan gambaran syurga kepada Sya'ban, pahalanya yang besar sekali di luar sangkaan, dia kembali menyesal. Maka dia mengaduh, kenapa tidak yang baru.

Teriakan ketiga. Ketika makan roti di rumahnya, datanglah pengemis yag sudah tiga hari belum makan. Rasa iba serta ingin menolong, maka rotinya di bagi dua. Makan lah mereka berdua. Gambaran syurga kembali diperlihatkan, seketika itu juga Sya'ban menyesali. Mengaduh, kenapa tidak semua.

Apa yang bisa kita ambil dari kisah di atas ?

Penyesalan memang selalu belakangan. Berbuat baik akan kembali kepada diri masing-masing. Sekecil biji sawi kebaikan dikembalikan kepada pemiliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun