Mohon tunggu...
Humaniora

Diskursus Pedoman HmI

6 Mei 2018   15:09 Diperbarui: 6 Mei 2018   15:50 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (NDP HMI) merupakan asumsi yang dihasilkan oleh Cak Nur, jika kita berdasarkan kepada pilosofi penyusunannya. Begitupun dengan Al Qur'an, juga merupakan asumsi dari Tuhan (Allah SWT). 

Tetapi, pada dasarnya NDP dibuat sebagai piranti lunak dalam memahami Islam melalui satu pintu untuk memasuki dan memahami pintu lainnya. Sehingga, untuk mencapai satu tujuan jangan hanya melalui satu caraatau pintu saja, tetapi juga berusaha melalui dari pintu lainnya.

Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (NDP HMI) bukan tafsir kitab suci, juga bukan kumpulan hadis. Orang lupa bahwa Cak Nur yang membuat draft NDP di periode 69-an berbeda dengan Cak Nur Milenium baik dari sisi usia, intelektualitas, pengalaman dan lain-lain. 

NDP merupakan sebuah cara pandang Islam ala Cak Nur muda, yang ekstremnya belum tentu benar, repotnya kader HMI sulit memahami evolusi pemikiran seseorang yang dapat berubah seiring waktu, kontemplasi dan kedewasaan. Adalah hal biasa pemikiran masa lalu tidak lagi sesuai dengan pemikiran dimasa kini. Tidak ada lagi alasan untuk takut mengkritik Cak Nur muda.

Kita memahami ideology besar yang ada didunia, yaitu ideology Karl Max dan ideology Marhaen. Dimana ideology dalam penerapannya bersifat statis atau tidak dinamis. Jika berdasarkan hal itu, maka NDP sebagai ideology perjuangan HMI tidak dapat direkonstruksi untuk mencapai kesempurnaan atau posisi yang ideal. Sementara Cak Nur sebagai peletak dasar NDP pernah mengatakan pernyataan di dalam harian kompas "JIka NDP tidak dapat direkonstruksi, maka bubarkan saja HMI".

Hal ini pula yang menjadi dasar didalam proses aktivitas HMI, memilih istilah "perkaderan" daripada "pengkaderan". Karena didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia makna dari istilah pengkaderan bersifat statis. Sementara istilah perkaderan tidak ditemui didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi dimaknai lebih bersifat dinamis dan senantiasa mampu beradaptasi dengan kondisi-kondisi baru.

Kondisi kekinian anggota dan kader HMI dalam mencapai tujuan organisasi, masih terjebak didalam dunia wacana. Sementara goal dari tujuan HMI adalah untuk menata negeri ini. Hal ini pula yang mengakibatkan hingga saat ini masih berusaha untuk menerapkan di kehidupan secara praktis dalam hal pembobotan NDP HMI. 

Contohnya saja, jika kita mendengar isitilah kongres, yang ada didalam benak kita adalah forum politik belaka. Sementara pada hakikatnya, forum kongres adalah forum kajian untuk memenuhi kebutuhan HMI dan menghasilkan rekomendasi eksternal sebagai bentuk sumbangsih pemikiran untuk tatanan negeri ini.

Didalam pergulatan NDP, muncul adanya gagasan untuk merekonstruksi NDP dimana didalam rekonstruksi ini memasukkan Bab I sebagai pertanyaan, metode ataukah sebuah teori? Dengan asumsi penjelasan bagi kaum nativisme, menganggap manusia lahir dengan membawa potensinya masing-masing dan itu yang membentuknya dalam pencapaian hidup. Sementara bagi kaum empirisme, menganggap manusia lahir seperti kertas kosong dan proses kehidupanlah yang membentuk serta mengarakan dalam mencapai keberhasilan kehidupan.

Endang Saifudin sebagai salah satu tokoh yang bersama-sama Cak Nur dalam menyusun NDP mengusulkan untuk memasukkan unsur ibadah magdah dan gairu magdah didalamnya. 

Namun, Cak Nur menjelaskan jika usulan Endang Saifuddin diterima, maka akan memaksa HMI untuk memilih salah  satu mahzab yang ada di dalam Islam. Sementara didalam perkaderan, menggunakan model rasionalisasi, sekulerisasi dan modernisasi ajaran agama. Hal ini pula yang menjadikan HMI bisa diterima oleh berbagai macam mahzab Islam yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun