Mohon tunggu...
abantea
abantea Mohon Tunggu... -

seorang yang senang membaca, sekarang belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rekaman Suara yang Patut Didengarkan Lagi

29 September 2016   07:33 Diperbarui: 29 September 2016   07:36 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pembunuhan Mirna telah memasuki babak akhir. Selama 3 bulan terakhir ini masyarakat Indonesia mengikuti babak babak pengadilan kasus ini melalui siaran langsung beberapa TV swasta. Semalam, pada saat ditanya oleh tim kuasa hukum nya, Jessica sempat bercerita tentang bagaimana pak Krisna Murti sebagai Direktur Kriminal Umum menyuruhnya mengaku saja, bahwa dia lah yang memasukkan racun kedalam gelasnya Mirna.

Bahkan, sempat terdengar kata Jessica, beliau mempertaruhkan jabatannya agar dapat menjadikan dia sebagai tersangka.  Pagi ini, portal berita  nasional pun ada yang mengutip pernyataan Jessica tersebut.

Lalu, saya menjadi teringat akan adanya rekaman suara yang beredar di media social, tepat beberapa hari setelah kasus Mirna ini terjadi. Disitu terdengar suara beberapa orang, yang kalau mendengar suaranya sekarang kita akan tahu itu suara siapa...

Yang perempuan, pastilah itu suara Devi, salah satu Manajer Café Olivier. Suara laki laki ada 3. salah satunya suara pak Darmawan Salihin ( suaranya jadi familiar karena sering muncul di TV, bukan ? ), satu laki laki pegawaiCafe Olivier, dan ada satu orang yang kemungkinan besar adalah polisi. Saya tidak mengatakan bahwa itu suaranya pak Krisna Murti lho......

Jadi, menarik untuk mendengarkan kembali rekaman itu, siapa tahu kasus yang akhirnya menjadi kasus besar ini konstruksi awal nya hanya dari percakapan beberapa orang ini saja......

Boleh lah, sekedar mengajak kita untuk berpikir.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun