Mohon tunggu...
abantea
abantea Mohon Tunggu... -

seorang yang senang membaca, sekarang belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Toleransi Agama ke Malaysia

21 Desember 2016   08:18 Diperbarui: 21 Desember 2016   08:54 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : NewsOK

Ucapan tahniah tidak mengandungi sebarang bentuk penghargaan yang menyalahi syarak seperti menghadiahkan arak dan perkara yang tidak diizinkan dalam Islam.

Ucapan tersebut adalah kepada orang bukan Muslim yang tidak bermusuh dengan Islam, khususnya kepada seseorang yang mempunyai ikatan tertentu seperti kaum kerabat, jiran tetangga, teman-teman pengajian, kawan-kawan sekerja dan sebagainya.

Menghadiri jemputan makan malam bukan Muslim, menziarahi bukan Muslim dan bertukar-tukar hadiah juga adalah dibenarkan. Rasulullah SAW pernah menerima hadiah daripada Raja al-Muqawqis[24] yang tidak beragama Islam. Saidina Umar al-Khattab RA juga pernah menghadiahkan baju kepada saudaranya yang tidak memeluk Islam.[25]

Jelas, bahwa para Ulama disana mempunyai pandangan yang lebih luas dalam sisi menjaga hubungan antar manusia.

Kemudian, sekarang muncul lagi fatwa MUI yang berkaitan dengan penggunaan atribut non muslim bagi orang muslim. Untuk hal yang satu ini, saya hanya bisa menyaksikan sendiri .

Akhir bulan lalu saya baru ke KL untuk beberapa hari. Dan saya sempat mampir di beberapa Mall di sana. Disebuah mall yang bernama Pavillion, hiasan Natal tampak menghiasi seluruh bagian dari mall. Bahkan didepan Mall dibuat sebuah pohon Natal raksasa dengan beragam hiasan disana.

Para pengunjung, asyik berfoto-foto di depan hiasan Natal tadi. Dan hampir kebanyakan para pengujung disana adalah Muslim. Ini nampak dari kerudung yang digunakan.

Lalu para pelayan, yang saya lihat ada dari berbagai ras, tetapi utamanya Melayu seperti kita, ikut meramaikan dengan menggunakan atribut Natal. Entah dari corak pakaian nya, ada juga yang bertopi Santa dll.

Memang, saya tidak tahu apakah ada aturan yang melarang pegawai toko muslim menggunakan atribut nonmuslim seperti disini.

Melihat dua hal tersebut diatas, sesungguhnya saya sebagai orang Indonesia merasa malu.

Kita , negara yang mempunyai Pancasila, kok kalah ya dari negeri jiran dalam hal bertoleransi terhadap agama lain , padahal disana Islam juga mayoritas seperti disini.

Masa kita harus belajar lagi dari mereka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun