Mohon tunggu...
Abang Suher
Abang Suher Mohon Tunggu... Penulis - Tulis yang kamu kerjakan, kerjakan yang kamu tulis

Tinggal di Parepare, kota Pendidikan di Sulawesi Selatan, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Tanpa Siswa Mungkinkah?

19 Juli 2020   21:52 Diperbarui: 19 Juli 2020   21:47 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang baru di sekolah-sekolah tahun ini. 3-4 bulan terakhir sekolah tampak sepi, tidak berpenghuni. Keramaian dan kebisingan siswa tidak terlihat. Tidak ada lagi kemacetan di depan sekolah setiap kedatangan dan kepulangan siswa. Tidak ditemukan lagi senyum, senda gurau dan keceriaan dari kerumunan anak-anak sekolah. Gedung-gedung sekolah dengan halamannya yang luas tidak lagi memiliki spririt dan gairah kehidupan. Rasanya mulai rindu suasana itu.

Memasuki tahun ajaran baru, situasi sekolah di kota tempat tinggal kami masih tetap sama. Sepi tanpa siswa. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, awal tahun ajaran baru biasamya sekolah ramai pengunjung. Orang tua dan calon siswa baru akan berdatangan dan antri di loket-loket pendaftaran siswa. Pengunjung sekolah-sekolah favorit pasti membludak. Selepas masa pendaftaran siswa akan dilanjutkan kegiatan masa orientasi siswa baru dengan berbagai program kegiatan.

Wabah pandemi Covid -19 membawa perubahan. Virus Corona datang untuk mengatur dan menata ulang kehidupan manusia. Perilaku manusia berubah sangat aignifikan. Mereka terpaksa melakukannya. Kebiasaan lama ditinggal dan menggantinya dengan yang baru. Jika sebelumnya, siswa wajib datang dan hadir di sekolah, maka saat ini siswa dilarang datang ke sekolah. Mereka belajar tidak lagi langsung di depan bapak / ibu guru. Bukan di ruang-ruang kelas yang kaku dan membosankan. Perubahaan itu terasa asing dan memberikan tantangan kepada semua orang.

Untungnya, kedatangan Covid -19 sudah pada zaman yang tepat, yaitu era digital. Andai tidak ada teknologi informasi berbasis digital (internet). Bisa apa kita menghadapi serangan wabah Covid ini? Dunia akan lumpuh dan mati. Sungguh Allah Maha Adil memberikan cobaan kepada hamba-hamba-Nya sesuai kemampuan zamannya. Melalui teknologi informasi dan komunikasi, kita masih bergerak dan survive di tengah ancaman virus yang mengerikan itu.

Proses pendidikan tetap berjalan meski pun bukan lagi di sekolah atau pun di kampus. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan tetap menyelenggaran pendidikan pada semua tingkatan. Mereka memperkenalkan sistem pendidikan jarak jauh dengan menerapkan pembelajaran berbasis digital. Sistem pembelajaran ini populer dikenal sebagai e-learning atau pembelajaran online (daring). Proses belajar mengajar guru dan siswa berlangsung di tempat terpisah tanpa bertatap muka langsung.

Pada awalnya, proses pembelajaran online ini terlihat kaku. Kekakuan itu disebabkan kedua bela pihak, guru dan siswa gagap dan tidak siap menggunakan teknologi informasi berbasis digital ini. Lambat laun, model pembelajaran online mulai familiar. Guru dan siswa mulai terbiasa dan nyaman dalam pembelajaran online ini. Guru mulai kreatif dan menemukan metodologi pembelajaran yang variatif, efektif dan menyenangkan. Aplikasi dan fitur internet pun semakin mendukung. Baik yang menyediakan aplikasi materi dan metode pembelajaran mau pun aplikasi pendukung lainnya.

foto-siraj-5f145f84097f364ac360e222.jpeg
foto-siraj-5f145f84097f364ac360e222.jpeg
Mungkinkah?

Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis digital memberikan perspektif berbeda dalam pengembangan pendidikan. Nadim Makarim, Mendikbud RI berencana mengadopsi dan akan mempermanenkan pembelajaran online dalam sistem pendidikan nasional pasca musibah Covid -19. Teknik penerapannya belum dijelaskan bagaimana modelnya. Apakah akan dibuka sekolah dimana siswa dan guru tidak perlu datang ke sekolah. Dimana proses belajar mengajar cukup dilakukan secara online (daring) dari rumah masing-masing. Gedung sekolah cukup difungsikan sebagai kantor pusat pengelolaan administrasi pendidikan saja.

Sesungguhnya, pendidikan jarak jauh bukan barang baru dalam dunia pendidikan, termasuk di Indomesia. Berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi nomor 12 tahun 2012, pasal 31 tentang Pendidikan Jarak Jauh menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Pendidikan jarak jauh bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka, dan memperluas akses serta mempermudah layanan pendidikan tinggi dalam pembelajaran.

Bahkan di luar negeri, pendidikan jarak jauh sudah diterapkan sejak abad 18. Metode pembelajaran ini telah digunakan di Amerika Serikat ketika Universitas Chicago meluncurkan program pembelajaran jarak jauh pertamanya untuk tingkat pendidikan tinggi. Metode pembelajaran jarak jauh terus berkembang dengan menggunakan beragam teknologi komunikasi dan informasi termasuk radio, televisi, satelit, dan internet. Open University di Inggris merupakan salah satu pelopor pendidikan jarah jauh di dunia pada jenjang pendidikan tinggi, dan sekarang telah menjadi salah satu lembaga yang menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh yang termaju di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun