Mohon tunggu...
Abang Rahino S.
Abang Rahino S. Mohon Tunggu... Freelancer - Pembuat film dokumenter dan penulis artikel features

A documentary film maker & feature writer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Skandal Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

16 Agustus 2017   22:37 Diperbarui: 17 Agustus 2017   14:19 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dalam upacara pengukuhan Paskibraka di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/8/2017).(KOMPAS.com/IHSANUDDIN)

Demikianlah, orkestrasi Indonesia Raya saat ini tidak lain adalah buah dari selera musik Bung Karno. Dengan kekuasaannya sebagai Presiden, Sukarno meminta Jos Cleber merombak orkestrasi Indonesia Raya. Tidak jelas benar apakah Jos Cleber telah menjelaskan kepada Bung Karno tentang isu ketidaksinkronan ini, atau mungkin sudah dijelaskan namun BK keukeuh dengan pendiriannya. Karena Sukarno memang kondang diktatorsipnya. Ayah saya pernah kena batunya pada tahun 1943 gegara Sukarno membela pelukis kesayangannya Basuki Abdullah.

Apa pun itu, tampak bahwa Bung Karno tidak memahami dunia musik secara mendalam dengan segala etika di dalamnya. Etika hak cipta telah dilanggarnya. Pemahaman tentang sifat lirik dan musik beserta komposisinya juga tidak dikuasainya.

Reformasi Orkestrasi

Sehingga jika diajukan pertanyaan kepada saya, lalu apa yang harus dilakukan dengan situasi yang demikian. Maka jawaban saya adalah perlu dilakukan reformasi orkestrasi musik pada lagu kebangsaan kita Indonesia Raya. Marwah ajakan Wage Rudolf Supratman untuk kebangkitan rasa kebangsaan bangsa Indonesia seyogyanya dikembalikan pada karyanya itu. Bukan justru menjadi karya lembek, lamban, anggun nan melambai. Lagu kebangsaan kita sesuai dengan lirik dan semangat awalnya harus tampil penuh vitalitas, bergelora, dan mampu mengajak bangsa Indonesia untuk hidup penuh semangat, agar kita menjadi bangsa yang penuh semangat pula untuk maju. Bukan bangsa yang lembek dan lamban.

Demikianlah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun