Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pokemon Suriah, Pokemon Go dan Alasan "Pak Emon" Mondar-mandir

23 Juli 2016   22:50 Diperbarui: 23 Juli 2016   23:00 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :newsdeeply.com dan bbc.com

Tidak terlalu penting mengurai sejarah game Pokemon kapan ia "lahir" di dunia ini. Mungkin juga tak penting karakater apa saja dalam game Pokemon apalagi untuk mengetahui teknologi seperti apa digunakan oleh Nintendo dilekatkan pada game Pokemon versi anyar paling digandrungi saat ini yakni Pokemon Go, pemainan yang telah merambah bebagai negara meskipun beberapa negara belum diluncukan secara resmi.

Penasaran dengan demam Pokemon Go dengan segala dampak negatif positif dibaliknya penulispun ingin mengetahui seperti apakah pemainan sedang marak diperbincangkan berbagai media dan diunduh sejuta kali di seluruh dunia pada Juni lalu itu.

Game ini sudah dapat dibeli secara resmi di Australia, New Zealand dan AS dan baru saja dirilis di kampung asal Pokemon, Jepang pekan ini. Sedangkan di Indonesia belum ada kejasama resmi dengan penyedia Pokomen Go tapi telah banyak yang memainkannya. Walaupun App Store (iPhone) atau Google Play (Android) dalam telepon pintar kita tidak menyediakan aplikasi Pokemon Go game ini dapat diunduh dengan cara lain. Penulis misalnya menguduh game itu melalui browser 9Apps. 

Melalui aplikasi tersebut kita langsung diarahkan pada katagori pilihan game paling populer sedunia. Di sana urutan pertama paling favorite sedunia saat ini adalah ikon unduhan untuk game Pokemon Go dengan ukuan memori sebesar 58,1 MB. 

Setelah download tak sampai dua menit aplikasi sudah terpasang, permainan pun dapat dijalankan. Tak lama bermain sekitar dua menit kemudian penulis mendapat poin dengan mengoleksi Pokemon Bulbasu hijau. Itu adalah kumpulan petama dari 250 Pokemon harus dikumpulkan utuk naik ke level 2. Tak tahu berapa lagi Pokemon harus dikumpulkan untuk naik ke level tiga, empat dan seterusnya karena aplikasinya akan penulis hapus agar tidak tekena demam manik "Pak Emon" asal Nipon ini, heheheheehe.,,,

Asik memang asik. Kata sejumlah orang itu salah satu permaianan menarik saat ini. Setelah melihat sedikit permainan itu ternyata memang amat menarik ketika adrenalin dipacu mengoleksi banyak-banyak tokoh virtual Pokemon dengan segala jenis tantangannya.

Berbasis posisi GPS, kita dipaksa harus berjalan-jalan sesuai kondisi peta sekitar tempat kita berada dan sesuai posisi ponsel yang wajib terkoneksi dengan aplikasi tersebut. "Duduk atau bediri saja tidak akan mengahasilkan apa-apa bahkan koleksi tokoh Pokemon yang kita simpan bisa jadi akan hilang dimangsa oleh monster mencoba mencurinya tanpa sepengatahuan kita," sebut anak saya masih kelas 4 Sekolah Dasar yang sedikit saja tahu tentang pemainan Pokomen Go itu.

Mungkin saja pendapat anak saya kurang tepat, akan tetapi intinya adalah saya ingin tahu, ada daya pikat seperti apa di balik game Pokemon Go. Saya menduga itukah salah satu sebab permainan ini menuntut kita harus banyak mengumpulkan Pokemon sekaligus harus banyak berjalan sesuai dengan panduan peta untuk menemukan Pokemon demi Pokemon lain yang diselipkan di jalan-jalan dalam peta harus kita lalui.

Inikah juga membuat pemain Pokemon Go kelihatan mondar-mandir seperti kebingungan ingin keluar ruangan untuk menyusuri jalan-jalan dalam peta. Inikah sebab beberapa orang di PHK akibat bemain Pokemon di kantor, atau inikah pemainan sebab beberapa orang harus dilarikan ke klinik atau rumah sakit akibat insiden atau eksiden?

Apapun sebabnya dan dampak negatif dibalik itu permainan Pokemon Go telanjur merambah dunia. Entah karena alasan nostalgia ataupun alasan sangat paktis dan mampu menghadirkan objek virtual lucu sedang membutuhkan pertolongan, kenyataannya kini jutaan orang di seluruh dunia keranjingan pada permainan tesebut.

Dari desa hingga kota ada Pokomen.Dari tokoh papan atas hingga rakyat biasa demam Pokemon dan dari orang dewasa hingga anak-anak kini bagaikan maniak pada pemainan Pokemon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun