Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arah Selera Israel pada konflik Suriah Melalui Data dan Fakta Ini

14 Januari 2017   02:10 Diperbarui: 30 April 2017   19:39 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diolah dari freebeacon.com

Perang saudara Suriah banyak menyita perhatian negara-negara Timur Tengah, salah satunya Israel negara berbatasan langsung dengan Suriah. Jarak perbatasan Israel ke ibukota Suriah semakin dekat ketika dataran tinggi Golan dapat direbut Israel setelah menang dalam perang Enam Hari pada 5 - 10 Juni 1967. Dari dataran tinggi Golan itu Israel mampu menjangkau ibukota Damaskus hanya 60 km. lebih dekat ke ibukota Suriah itu ketimbang ke kantor PM Israel di Tel Aviv terpaut 243 km

Tentu bukan karena sangat dekat itu membuat Israel tak mampu menyembunyikan posisi sesungguhnya Israel pada Suriah. Sejak perang saudara meletus mudah dibaca arah keinginan Israel. Melalui corong media massa dan elektronik kerap memperlihatkan sikap provokatif Israel pada konflik Suriah. Media Israel juga kerap menunjukkan sikap sinis pejabat Israel pada Rusia mewujudkan perdamaian Suriah. 

Tak salah kita berassumsi bahwa Israel tak mampu menyembunyikan keinginannya  agar konflik Suriah berlangsung lama dan melahirkan pemerintahan lebih lemah dan mampu bekerjasama dengan Israel .

Apa dan bagaimana sikap Israel terhadap Suriah dapat disimak melalui serangkaian aksi Israel pelanggaran terhadap teritorial negara lain dengan dalih khusus. Tidak sekali, dua. tiga bahkan sepuluh kali melainkan 46 kali serangan ke negara lain terjadi dengan dalih melumpuhkan teroris yang tak pernah menjadi teroris di dalam negara Israel sendiri, setidaknya sejak meletus konflik Suriah pada Maret 2011 lalu hingga saat ini tak terdengar teroris Suriah atau Hezbollah Iran melakukan serangan massif di Israel.

Hampir enam tahun krisis Suriah, Israel telah 46 kali melaksanakan sejumlah serangan udara, mortir dan misil jarak pendek ke Suriah dengan sejumlah dalih atau alasan. Adapun alasan utama versi Israel dalam 46 kali serangan ke Suriah adalah: 

  • Menyerang pasokan logistik Hezbollah
  • Menyerang markas Hezbollah
  • Membalas serangan mortir dari arah Suriah ke dalam teritorial Israel
  • Melumpuhkan teroris
  • Melanggar wilayah udara untuk tujuan pengintaian (tujuan sesungguhnya adalah mengancam) 

Tapi apakah semudah itu sebuah negara lai boleh menyerang teritorial tetangganya meski dengan alasan di (buat-buat) sebut di atas. Padahal tak perlu perlu waktu lama-lama  berpikir untk mengingat azas utama dalam hubungan internasional yaitu :

  • Pacta Sunt Servanda atau mentaati perjanjian
  • Equality Right atau mengadakan hubungan seimbang
  • Courtesy atau saling  menghormati dan saling menjaga kehormatan
  • Rebus Sic Stantibus atau azas memutuskan perjanjian sepihak  
  • Reciproritas

Dari lima azas utama di atas, tampaknra Israel fokus pada azas RECIPROSITAS (Asas timbal-balik), yaitu tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif atau pun posistif. Entah sebab itu Israel gesit dan sangat tangkas menyerang posisi Suriah kapan saja diamana saja dan tak terduga. Sikap tak kalah bar-bar Israel seolah mengirim pesan pada Rusia bahwa sistim pertahanan udara Suriah --bantuan Rusia-- mirip raksasa terdengar seram tapi hanya bisa tidur pulas saja siang malam.

Data berikut ini membantu kita melihat apa keinginan dari dalam lubuk hati Israel terhadap keutuhan Suriah dan apa pandangan Israel pada perdamaian Suriah yaitu :

  1. Pada 13 Januari 2017, Israel  kembali menyerang kawasan pangkalan angkatan udara Suriah Mezzeh, Damaskus, dengan roket menyebabkan kerusakan besar dan ledakan di sejumlah gudang penimbunan senjata dan anmunisi. Sampai saat tulisan ini dibuat belum diketahui berapa korban jiwa atas peristiwa tersebut. Otoritas Suriah tampaknya mulai geram dan mengingatkan Israel bahwa serangan itu adalah serangan serius "flagrant" attack 
  2. Pada 7 Desember 2016 - Serangan udara AU Israeli kembali diarahkan ke kawasan pangkalan angkatan udara Mezzeh, Damaskus
  3. Pada 30 Nopember 30, 2016 – Al-Saboura, serangan terhadap logisitik Hezbollah
  4. Pada 10 September 2016 - Israel menyerang  pasukan artileri Suriah  ke 4 kali di perbatasan dataran tinggi Golan 
  5. Pada 22 Agustus 2016 - Israel menyerang posisi SAA dekat Golan setelah beberapa motir jatuh di Golan 
  6. Pada 23 Juni 2016 - menyerang SAA di dekat dataran tinggi Golan
  7. Pada 6 Juli 2016 –  sebuah helikopter Israel menembak sebuah misisl ke sebuah gedung pemerintah di Baath City, Quneitra 
  8. Pada 5 Juni, 2016 – gudang penyimpanan amunisi Hezbollah di Shinshar meledak oleh serangan misil Israel
  9. Pada 16 Mai 2016 – Salah satu komandan senior Hezbollah tewas dekat Damascus International Airport: Mustafa Badreddine akibat serangan udara Israel 
  10. Pada  29 Nopember 2015 – Ra’s Al-Ayn, sejumlah pasukan SAA dan Hezbollah tewas akibat terkena serangan ATGM sejenis Kornet milik Israel 
  11. Pada  26 Nopember 2015 – Fleita: AU Israel melakukan pemboman 3 kali di basis Hezbollah 
  12. Pada 24 Nopember 2015 – Qara, kota Ras Al-Ma’arah dan Fleita, selusin pasukan SAA dan Hezbollah tewas akibat serangan udara diakini oleh Israel
  13. Pada 11 Nopember 2015 – di luar bandara Internasional Damaskus, sebuah gudang militer meledak oleh serangan udara israel 
  14. Pada 31Oktober 2015 – di pegunungan Qalamoun, Israel membom posisi Hezbollah dan SAA 
  15. Pada  hari sama, 30 Oktober 2015 – Al-Qutayfah, gudang misil Scud milik 155th Brigade meledak
  16. Pada Oktober 30, 2015 – Ina’ash sebuah instalasi militer milik Hezbollahdihancurkan
  17. Pada 20/21 Agustus 2015 – Al-Kawm: Markas Brigade  90th SAA dihancurkan. Lima SAA tewas . "Five soldiers or paramilitary fighters loyal to Assad as well as two others are killed. Israel claims four Palestinian members of Islamic Jihad were killed. Islamic Jihad denies it lost any members," tulis sumber di sini
  18. Pada 16 Juni 2015 tembak menembak di dekat desa Druze antara SAA dan AD Israel 
  19. Pada 10 Mai 2016 – Anjar  Enam unit truk milik Hezbollah dihancurkan IAF di pegunungan Qlamoun 
  20. Pada 17 Pebruaru 2016 – Jabal Al-Manea: Tiga missil Israel menghancurkan gudang penyimpanan misisl SAA dituding akan diserahkan ke Hezbollah
  21. Pada 8 Pebruari 2016 – 155th Brigade Missile Base: Israeli jets are believed to have struck Scud missile warehouses on the outskirts of Damascus  
  22. Pada 19 Desember 2015 – Sebuah apartemen di Jarmana dituding tempat Samir Quntar  komandan Hezbollah dihancurkan oleh IAF. Sepuluh orang termasuk Quntar tewas 
  23. Pada 4 Desember 2015 – Al-Qutayfah: konvoi pengangkut rudal Scud Hezbollah dan SAA diserang 
  24. Berikutnya pada 27 April 2015 – 155th Brigade Missile Base diserang.
  25. Pada  25 April 2015 – Qalamoun Mountains the Syrian Army’s 155th and 65th Brigadesdiserang
  26. Pada  28 januari 2015 – Golan Heights: Israel balas serangan setelahsejumlah mortir jatuh di Golan
  27. Pada  24/25 Januari 2015 – Latakia: Israel serang konvoi pengiriman perangkat  missil SA-3 (S-125 Pechora-2M) untuk Hezbollah
  28. Pada 18 Januari 2015 – Mazraat Amal: A convoy carrying senior Hezbollah members and an IRGC general who were planning a cross-border attack on Israel is struck 
  29. December 7, 2014 – Damascus International Airport: A military facility connected to the airport which serves as a depot for newly-arrived weapons is struck. Three Hezbollah members are believed killed.
  30. Pada 7 Desember 2014 – Al-Dimas: 3 Hezbollah tewas
  31. Pada 15 Juli 2014 – Baath City: 3 kali serangan udara terhadap the 90th Brigade. 12 orang diyakini tewas
  32. Pada  20/21 Agustus 2015 – Khan Al-Sheikh: Brigade  68 SAA dihancurkan. 5 milisi SAA tewas
  33. Pada 29 Juli 2015 – Hader: 4 kendaraan konvoi Hezbollah dan SAA diserang
  34. Pada  27 April 2015 – Majdal Shams: 4 warga Suriah tewas ditembak di perbatasan 
  35. Pada 24 pebruari 2014 – Nabi Sheet: konvoi Hezbollah diserang. Empat tewas
  36. Pada 22/23 Juni 2014 – Quneitra: kantor markas 90th Brigade dihancurkan termasuk 2 tank, satu perangkat artilleri. 10 SAA tewas
  37. Pada 19 Maret 2014 – Nouriyeh: kantor markas SAA  artillery batteries dan kemp tempat latihan dihancurkan IAF
  38. Pada  25 Pebruari 2014 – Yabroud, Zabadani, and Qalamoun: Arteileri Hezbollah dihancurkan. Lima Hezbollah tewas termasuk komandan senior Abu Jamil Younes 
  39. Pada 31 Oktober - 1 Nopember 2013 – Jableh: stasiun misil SA-3 (S-125 Pechora-2M) surface-to-air missiles dihancurkan IAF
  40. Pada  30 Oktober 2013 – Ain Shikak: kiriman misil  SA-8 (9K33 Osa) surface-to-air missile systems  untuk Hezbollahdihancurkan
  41. Pada 5 Juli 2013 – Latakia Port: Sebuah gudang di pelabuhan Latakia berisi  50 unit misil P-800 Yakhont buatan Rusia dituding untuk Hezbollah dihancurkan Israel
  42. Pada 5 Mai 2013 – Al-Hamah: Gudang amunisi Brigade 104 dan 105 SAA Pengawal republik dihancurkan
  43. Pada 5 Mai 2013 – Mt. Qasioun: pangkalan artileri Syrian Republican Guarddihancurkan 
  44. Pada 5 Mai 2013 – Al-Dimas, Qadsiya, Al-Saboura, and Jamraya: IAF menghancurkan pengiriman baterai misil SA-17 (Buk-M2E) untuk Hezbollah 
  45. Pada  2/3 Mai 2013 – Serangan dekat Damascus International Airport merusak sebuah gudang berisi misi buatan Iran, Fateh-110 and Scud D 
  46. Pada 30 Januari 2013 – Jamraya: Konvoi pengiriman senjata untuk Hezbollah, termasuk sebuah baterai SA-17 (Buk-M2E). Salah satu komandan senior IRGC, Hussam Hush Nawis (aka Hassan Shateri)  terbunuh akibat serangan IAF 

Data di atas memperlihatkan 46 aksi Israel pada Suriah. Dapat disimpulkan bahwa :

Israel menyerang Suriah lebih banyak pada issue berkaitan dengan pengiriman senjata untuk Hezbollah atau tempat penimbunan senjata atau markas Hezbollah di Suriah atau posisi tentara Suriah dan milisi pro Hezbollah; Israel menggunakan instrumen media untuk corong propaganda legalitas seranganna akni menghancurkan grup Hezbollah dan milisi didalamnya; Israel tidak menyerang posisi istana dan kantor Presiden Suriah serta fasilitas publik lainnnya meskipun sesungguhnya mampu melaksanakan hal tersebut; Israel tidak terlibat aksi tersebut sebelum konflik Suriah meletus pada Maret 2011 hinggake 2012 saat pasukan SAA mengalami kemunduran pesat; Israel semakin gencar menyerang posisi Suriah sejak SAA mengalami kemajuan pesat setahun terakhir (2016);  dan Israel lebih "tertarik" pada pilihan RECIPROSITAS (Asas timbal-balik) dalam mengimplementasikan hubungan internasionalnya dengan Suriah. 

Atas dasar itu, kemana jalan berpikir Israel dalam menyikapi krisis Suriah? Silahkan rekan pembaca budiman sendiri membuat apa dan kemana sebetulnya selera diinginkan Israel dibalik konflik Suriah... .


Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun