Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepergian Pak Pi'i di Persimpangan Perbedaan Semakin Dalam, Selamat Jalan Buya

27 Mei 2022   21:38 Diperbarui: 27 Mei 2022   21:56 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian orang mengenalnya sebagai Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif mantan ketua umum pusat Muhammadiya (1998 - 2005). Namun siapa sangka pak Pi'i (sebutannya saat sekolah rakyat) seorang anak kampung dari desa Nagari Calau, Minagkabau kemudian menjadi tokoh Islam yang nasionalis dan sangat disegani di tanah air?

Pak Pi'i yang pernah yang tertatih-tatih menyelesaikan SR (sekolah Rakyat) pada 1947 kemudian menjadi satu diantara tokoh pemikir islam di tanah air berhasil meraih gelar master di jurusan Sejarah Universitas Ohio, AS.

Tidak lama kemudian gelar doktornya diperoleh dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, AS.

Selama mendapat pendidikan di negeri Paman Sam terutama di Chicago beliau berkenalan dan belajar dari tokoh pemikir Islam modern Fazlur Rahman.

Fazlur Rahman adalah salah satu pemikir neomodernis paling produktif di jaman modern. Ia dilahirkan pada 21 September 1919 dan meninggal 26 Juli 1988 di Chicago dan dikebumikan di kampung halamannya Hazara di barat laut Pakistan.

Ada beberapa bagian pemikiran Fazlur Rahman tentang Islam. Diantaranya adalah :

Dalam konsep Etika.

Hukum etika atau moral yang hakiki tak dapat diubah. Ia merupakan "perintah" Tuhan, manusia tak dapat membuat hukum moral. Ketundukan terhadap moral itulah "Islam" dan perwujudannya disebut dengan "ibadah"

Dalam konsep Kepemimpinan.

Masyarakat Islam adalah masyarakat menengah yang tidak terjebak pada ekstrimitas. Sementara ulil al-amri-nya (para pemegang kekuasaan) adalah mereka yang tidak menerima konsep elitisisme ekstrim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun