Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Meskipun Diancam Propaganda NZE, Kendaraan Berbahan Bakar Fosil Masih Masih Dapat Bertahan

16 Oktober 2021   05:22 Diperbarui: 16 Oktober 2021   05:32 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi. Salah satu penyebab tingginya emisi adalah hasil pembuangan asap dari pabrik. Gambar : DownEarth.org.id edisi 20 Desember 2020

Untuk mencapai nol emisi atau Net Zero Emission (NZE) sejumlah negara maju seperti China, India, negara-negara Eropa, Jepang dan AS telah berusaha mewujudkan kendaraan hemat energi, beremisi rendah bahkan tanpa emisi melalui hadirnya industri kendaraan bermesin hybrid atau yang bertenaga listrik.

Aneka regulasi telah diluncurkan sejak lima tahun terakhir mulai dari meringankan pajak, pembebasan pajak tahunan untuk kendaraan listrik, insentif untuk pembangunan stasiun pengisian listrik umum hingga pemberian subsidi untuk pembelian kendaraan baterai model tertentu guna mewujudkan ambisi NZE.

Cepat atau lambat negara-negara maju akan menghentikan laju penjualan kendaraan berbasis energi fosil atau energi konvensional yang telah hampir 261 tahun telah melayani berbagai bidang industri sejak dipergunakan secara massif pada masa awal revolusi industri tahun 1760.

Terkait dengan hal di atas, pemerintah Indonesia (RI) juga berencana melakukan hal yang sama yakni mengehentikan penjualan kendaraan bertenaga bahan bakar (BBM) pada 2060, menggantikannya dengan kendaraan bertenaga baterai (batere).

Lebih taktis lagi dari negara-negara maju di atas dalam rangka mencapai NZE di atas pemerintah RI berusaha mewujudkannya melalui 5 strategi, yaitu :

  • Peningkatan energi baru terbarukan (EBT)
  • Pengurangan energi fosil (bahan bakar dari minyak dan gas bumi)
  • Penggunaan tenaga listrik untuk transportasi
  • Injeksi gas karbon (CO2) kembali ke perut bumi (teknik carbon capture and storage atau CCS)
  • Peningkatan konsumsi listrik pada rumah tangga dan industri

Bagi negara-negara maju rencana tersebut mungkin bakal terlaksana mengingat modal utamanya (warga, pemerintah dan sistem telah berjalan dengan sangat disiplin secara keseluruhan).

 Bagaiman dengan negara kita, apakah rencana itu lebih pantas disebut impian atau sekadar mimpi.

"Impian" karena rencana tersebut bukan saja rencana RI, bukan juga gagasan seorang Menteri tapi itu adalah juga impian negara-negara maju sebagaimana disebutkan di atas.

"Mimpi" karena negara kita yang secara umum masih tergolong negara tidak maju terutama dalam beberapa "modal utama" disebutkan di atas.

Namun demikian Indonesia berusaha untuk mencapai target NZE melalui 5 target pencapaian yang disampaikan  Menteri ESDM, Arifin Tasrif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun